Hari ini saya dan 16 partisipan Asia Journalism Fellowship berkesempatan bertemu dengan Prof. Tommy Koh Thong Bee, mantan Dekan Fakultas Hukum, National University of Singapore. Ia juga seorang pengacara Internasional dan diplomat. Lelaki yang berusia lebih setengah abad ini pernah menjadi wakil tetap Pemerintah Singapura di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Lahir di Singapura pada 12 November 1937 dari ayah yang berasal dari Tong’an, Fujian dan Ibu yang berasal dari Sanghai.

Koh muda meraih gelar LL.B – Legum Baccalaureus – Bachelor of Law atau Sarjana Hukum dari University of Malaya Singapura, cikal bakal National University of Singapore. Lalu gelar LL.M – Legum Magister – Master of Law atau Magister Hukum dari Harvard University, Amerika Serikat. Kemudian Doktor di Bidang Kriminologi dari Cambridge University, Inggris.

Di sela aktifitasnya sebagai pengacara, diplomat maupun akademisi banyak buku sudah ditulisnya. Ia juga rajin menulis di sejumlah jurnal internasional.

Saat bertemu, ia juga bercerita soal bagaimana ia berhasil membawa Pemerintah Australia ke meja perundingan terkait Celah Timor yang diketahui penuh potensi bahan bakar minyak itu. Ia berteman dekat dengan Xanana Gusmao, Pejuang Kemerdekaan dan Mantan Presiden East Timor.

Ia paham benar pada perkembangan Negara-negara di Asia tentu saja termasuk Indonesia. Ia rajin mengikuti perkembangan Indonesia. Dia pun paham soal pembangunan infrastruktur Indonesia di bawah Jokowi – Jusuf Kalla.

Ia mengklaim diri sebagai orang produktif di usianya. Tahun ini saja sudah tiga buku yang dipersiapkannya. Soal bagaimana kiatnya menjadi seorang ayah dan suami, kita ceritakan di lain waktu.

Terima Kasih Temasek Foundation, LKY School of Public Policy, Institute of Policy Studies – IPS, Alan John, Carol Soon, juga Zakaria Zainal dan Verlin Loh yang sudah menyediakan kesempatan bisa bertemu dengan orang tua cerdas ini.