Keluarga Hinduja, crazy rich di Inggris, dituduh menghabiskan lebih banyak uang untuk seekor anjing daripada untuk dalam pernyataan pengadilan yang dibuat oleh jaksa penuntut dalam kasus dugaan pelecehan dan perdagangan manusia di vila mereka di Lake Geneva. 

Menurut jaksa, keluarga tersebut mempekerjakan pembantunya hingga 18 jam sehari, tujuh hari seminggu, hanya dengan bayaran tujuh Swiss atau $8.

Tuduhan Jaksa

Jaksa Yves Bertossa mengatakan di pengadilan pidana Jenewa pada Senin (17/6/2024) bahwa keluarga tersebut “menghabiskan lebih banyak uang untuk seekor anjing daripada untuk seorang pelayan mereka.”

Dia juga merujuk pada dokumen anggaran berjudul ‘Hewan Peliharaan‘, dan mengklaim bahwa keluarga tersebut menghabiskan 8.584 franc Swiss ($9669) dalam setahun untuk membeli anjing keluarga mereka.

Dia menambahkan bahwa kontrak staf tidak menyebutkan rincian jam kerja tertentu dan karyawan harus tersedia kapan saja berdasarkan permintaan.

Berdasarkan tuduhan, paspor para pekerja disita dan mereka tidak diperbolehkan keluar rumah tanpa izin majikan.

Gugatan telah diajukan terhadap empat anggota keluarga Hinduja: Prakash Hinduja yang berusia 78 tahun, istrinya Kamal, putra mereka Ajay dan istrinya Namrata.

Pada Senin, Ajay bersaksi di depan pengadilan dan mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang karyawan tersebut dan bahwa perekrutannya ditangani oleh cabang kelompok Hinduja di India. Prakash dan Kamal tidak hadir di pengadilan dengan alasan kesehatan yang buruk.

Tanggapan pengacara keluarga Hinduja

Pengacara keluarga Hinduja dengan keras membantah klaim tersebut, mengklaim bahwa para pembantunya selalu diperlakukan dengan ‘bermartabat dan hormat.' Mereka menuduh jaksa menyesatkan pengadilan dengan melebih-lebihkan hal yang tidak perlu.

“Saat mereka duduk menonton film bersama anak-anak, apakah itu bisa dianggap sebagai pekerjaan? Saya kira tidak,” kata Yael Hayat, pengacara keturunan keluarga Ajay Hinduja.

Ia menambahkan bagaimana seorang staf mengakui bahwa gajinya di Jenewa lebih baik daripada penghasilannya di India. Kantor kejaksaan Jenewa menyamakan keadilan dengan keadilan sosial, kata pengacara tersebut.

Selain itu, pengacara keluarga Hinduja juga menolak klaim tersebut dan mengatakan bahwa anggota keluarga itu sendiri tidak terlibat dalam perekrutan atau penanganan staf sehari-hari.

Dalam pernyataannya kepada Forbes, Romain Jordan, pengacara keluarga Hinduja, menyebut dakwaan pidana tersebut “berlebihan” dan menuduh jaksa penuntut bersikap bias terhadap keluarga miliarder tersebut.

“Tidak ada keluarga lain yang diperlakukan seperti ini. Klien kami tetap bertekad untuk membela diri dan percaya pada sistem peradilan,” kata Jordan.

Grup Hinduja, sebuah perusahaan besar yang dimiliki oleh keluarga Hinduja, menjalankan bisnis di hampir 12 bidang berbeda seperti keuangan, TI, dan infrastruktur.

Mereka juga memiliki properti berharga di London, seperti Raffles Hotel yang terletak di Old War Office di Whitehall, di mana suite termahal berharga £25.000 per malam.

Setelah SP Hinduja meninggal tahun lalu, saudaranya Gopi mengambil alih bisnis keluarga. ***