Dalam pidatonya kepada pemilih Muslim, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berjanji untuk “mendapatkan” dukungan komunitas mereka dan, jika terpilih ke Kantor Oval akan menandatangani undang-undang kejahatan rasial, menunjuk staf Muslim dan pada hari pertamanya menjabat, mencabut larangan bepergian Muslim.
Saat itu, Biden mengutip penggalan hadits. “Sebuah hadis dari Nabi Muhammad memerintahkan; ‘Siapa pun di antara kamu melihat kesalahan, biarkan dia mengubahnya dengan tangannya. Jika dia tidak mampu, maka dengan lidahnya. Jika dia tidak mampu, maka dengan hatinya.”
Biden mengatakan, “Saya ingin bekerja dalam kemitraan dengan Anda untuk memastikan suara Anda termasuk dalam proses pengambilan keputusan saat kami bekerja untuk membangun kembali bangsa kita,” kata Biden, bakal calon presiden dari Partai Demokrat, konferensi virtual yang diselenggarakan oleh Emgage Action, salah satu dewan muslim di negara itu.
“Saya akan menjadi presiden yang mencari, mendengarkan, dan menggabungkan ide-ide dan keprihatinan Muslim Amerika tentang masalah sehari-hari yang paling penting bagi komunitas kami,” sebut Biden seperti dilansir Religion News.
Konferensi Million Muslim Vote diselenggarakan oleh kelompok hak sipil, Muslim Emgage sebagai bagian dari kampanye untuk meminta satu juta pemilih Muslim memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden 2020.
“Kami menaruh kepercayaan kami pada Anda,” Khurrum Wahid, ketua dewan Emgage Action, mengatakan kepada Biden. “Kami memiliki strategi swing state dan kami akan memberikannya untuk Anda Michigan, Wisconsin, Pennsylvania, dan Florida. Kami akan mengaktifkan kelompok besar pemilih di Texas dan Arizona. Kami akan menghasilkan satu juta suara secara nasional. Kami akan meminta semua orang yang kami kenal untuk ‘memilih Joe’ pada 3 November.”
Biden, yang berbicara sekitar 10 menit pada Senin, 20 Juli 2020, menggambarkan Islam sebagai “salah satu agama besar yang diakui” dan mengecam lonjakan dalam kejahatan kebencian serta penunjukan pejabat pemerintah dengan sejarah anti-Islam.
Konferensi ini diikuti oleh para politisi Demokrat dan aktivis Muslim di Amerika.
“Pemilihan presiden yang akan datang ini bisa dibilang yang paling penting dalam masa hidup kita,” kata CEO Emgage Action, Wa’el Alzayat.
Data survei dari Institute for Social Policy and Understanding selama rangkaian Pemilu 2016 lalu di Amerika mencatat bahwa umat Islam adalah kelompok agama yang paling tidak mungkin terdaftar untuk memilih. Olehnya, melalui kampanye Million Muslim Vote, Emgage dan kelompok-kelompok sipil lainnya berupaya meningkatkan partisipasi pemilih Muslim.
Jika terpilih, Biden berkata, “kita dapat bekerja sama untuk memperbaiki kesalahan dan melihat dunia kita menjadi lebih baik, dengan hati kita, dengan tangan kita, dengan suara kita.” ***