Anggota TNI AD, Pratu Sahdi yang tewas dikeroyok sekelompok preman di sekitar Taman Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara ternyata adalah anggota Pasukan Elite.

“Satu pelaku berkaos hitam mencekik leher korban Sahdi sambil memegang tangan korban Sahdi, kemudian salah satu pelaku berkaos biru menusuk korban Sahdi menggunakan senjata tajam sebanyak 2 kali hingga korban jatuh tersungkur,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan, Senin (17/1/2022).

Pratu Sahdi merupakan anggota Batalyon Infanteri Raider 303/Setia Sampai Mati, Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Kostrad). Hanya prajurit pilihan yang bisa bergabung ke Kostrad. Karena ada beberapa kualifikasi yang dimiliki prajurit Kostrad, seperti intai tempur yang bertugas membuka jalan bagi pasukan reguler, lintas udara atau linud dan Para Raider yang memiliki kualifikasi penanggulangan kontra terorisme.

BACA INI JUGA:  Catat! 6-8 Oktober 2020 Para Buruh Mogok Nasional

Sebagai pasukan elite, prajurit baret hijau ini juga mempunyai kualifikasi terjun payung atau Para yang mumpuni dalam operasi khusus serta tempur dimanapun. Semua prajurit yang baru bergabung ke Kostrad wajib mengikuti latihan Cakra yang diselenggarakan secara terpusat.

Pelaksanaan latihan Cakra merupakan bentuk standardisasi latihan yang dilakukan Kostrad untuk memperoleh prajurit yang berkemampuan khusus. Setiap prajurit Kostrad dituntut memiliki kualifikasi sebagai prajurit yang mahir dalam menembak dan berperang.

Peserta latihan adalah prajurit-prajurit pilihan yang telah lolos seleksi dan memenuhi syarat untuk mengikuti latihan standardisasi prajurit Kostrad.

Mereka akan digembleng selama lebih kurang 3 bulan yang dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu tahap I atau tahap basis selama 7 minggu bertempat di Cilodong, tahap II atau tahap hutan gunung selama 3 minggu bertempat di daerah Jati Luhur, Latihan Kostrad Gunung Sanggabuana, Karawang dan Tegalwaru, Karawang dan tahap III atau tahap rawa laut selama 2 minggu bertempat di pantai Cileuteuh Palampang, Sukabumi, Jawa Barat.

BACA INI JUGA:  Begini Sejarah Sebenarnya Awal Mula DPO Terorisme Poso

Saat ini latihan standardisasi “Cakra” Kostrad sudah memasuki tahap III gelombang. Pasukan baret hijau yang memiliki semboyan (sesanti) “Yudha Nirbaya Bhakti” ini juga diterjunkan dalam berbagai palagan tempur dan penugasan konflik baik di luar negeri maupun dalam negeri.

Melansir laman resmi Kostrad, Senin (17/1/2022), pasukan ini terbentuk oleh inisiasi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal AH Nasution. Karena pada tahun 1960 keadaan sangat mendesak. Salah satunya sengketa Irian Barat antara Belanda dan Indonesia.

BACA INI JUGA:  Whatsapp Makin Tidak Aman, Saatnya Beralih ke Telegram atau Kaizala

Oleh karena itu, sebagai tindak lanjut gagasan ini, dibentuk Skep Kasad No. KPTS.1067/12/1960 pada 27 Desember 1960. Pada awal tahun 1961 tepatnya 6 Maret 1961 (ditetapkan sebagai hari lahirnya Kostrad) telah diresmikan Cadangan Umum Angkatan Darat ( Caduad) dimana Mayjen TNI Soeharto ditunjuk menjadi Panglima Korra I Caduad, sedangkan kepala stafnya dijabat oleh Brigjen TNI Ahmad Wiranata Kusuma.

Saat ini Kostrad terdiri dari tiga Divisi: Divisi Infanteri 1/Kostrad berada di Cilodong, Depok ; Divisi Infanteri 2/Kostrad berada di Singosari, Malang dan Divisi Infanteri 3/Kostrad berada di Bontomarannu, Gowa. ***