Orang Parigi yang berdiam dari Toboli hingga Maleali di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengenal kisah mistis tentang Puntiana. Sosok ini disebut-sebut sebagai hantu pemburu wanita hamil dan bayi.

Sejumlah daerah di Indonesia, juga punya kisah serupa, cuma namanya saja yang berbeda. Diksi umum yang dipakai adalah Kuntilanak. Sosok ini diyakini merupakan jelmaan dari perempuan yang meninggal dalam keadaan hamil atau meninggal setelah melahirkan.

Itulah sebabnya, bila ada perempuan hamil atau perempuan melahirkan meninggal dunia, maka dalam waktu sepekan adalah malam-malam horor bagi orang sekampung. Tidak ada pemuda, perempuan hamil, perempuan yang baru punya bayi atau anak-anak yang berani berjalan di malam hari.

Di saat kami kanak-kanak di Parigi, kisah ini menjadi momok. Meski hingga remaja sebelum saya meninggalkan kota kecil itu untuk bersekolah, saya tak pernah bersua dengan Puntiana.

Mitos soal hantu perempuan pemburu wanita hamil dan anak-anak ini, juga dikenal di Thailand, Malaysia dan Philipina. Di sana dikenal dengan nama Langsuyar atau Langsuir.

Gangguan yang ditimbulkan oleh Puntiana, Kuntilanak, Langsuyar atau Langsuir diceritakan sama oleh mereka yang meyakininya.

Mereka akan memburu wanita hamil atau bayi lalu dihisap darahnya sampai mati. Bila bertemu pemuda, hantu ini menyaru menjadi gadis cantik nan menggoda. Bila ada yang tergoda, dia akan membawa pemuda itu ke tempat tinggalnya – yang biasa digambarkan di hutan atau di kuburan – lalu dihisap darahnya.

Umumnya, hantu ini digambarkan sebagai perempuan cantik berambut panjang dengan memakai pakaian putih. Kakinya tak menjejak tanah. Lalu belakang tubuhnya bolong. Itulah yang mengilhami film Sundel Bolong dan yang bertema serupa pada 1980-1990-an. Artisnya adalah Suzzanna Martha Frederika van Osch yang populer dengan nama Suzzanna. Ia memang artis spesialis film horor.

Namun katanya ada perbedaan antara puntiana dan sundel bolong. Puntiana tak berlubang di punggungnga, sementara sundel bolong seperti namanya, tentu berlubang di pungggungnya. Adapula yang meyakini kedua hantu ini sama.

Kisah mistis ini sudah menjadi seperti cerita rakyat. Diceritakan turun temurun. Dari generasi ke generasi.

Meski nyaris tak ada lagi kejadian di mana Puntiana menampakan diri atau mengganggu, para tetua hingga kini tetap menyiapkan penangkalnya.

Ma’ani, nenek saya, biasa menaruh dulang atau baki berisi gunting, cermin dan jarum di dekat tempat tidur perempuan hamil dan bayi. Konon, puntiana takut para barang-barang itu. Selain itu berdoa dengan sejumlah surah-surah pendek semisal Annas dan Alfalaq serta ayat Kursy juga diyakini dapat menangkal gangguan makluk ini.

Sebenarnya dalam kepercayaan agama samawi – Islam, Nasrani, dan Yahudi – hantu ini termasuk dari golongan jin kafir atau setan. Ia disebut berasal dari golongan haffaf. Mereka memang suka mengganggu dan menakut-nakuti manusia dan juga suka menyembunyikan barang-barang milik kita. Ada pula yang menyebutnya berasal dari golongan arwah, jin yang mengaku sebagai jelmaan orang yang sudah meninggal dunia.

Anda percaya? Saya sendiri berada di kelompok orang yang selalu menikmati kisah-kisah mistis macam ini. Saya menganggap ini bukan mistis tapi cerita rakyat biasa. Tak ubahnya seperti dongeng pengantar tidur. ***