• Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
Tuesday, 17 May 2022
JafarBua
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me
No Result
View All Result
JafarBua
No Result
View All Result

Riwayat Buaya Sungai Palu, dari Zaman Belanda hingga Jokowi

Tuesday, 8 February 2022
in Timeline
3 min read
6 0
7
SHARES
12
VIEWS

Setelah hampir enam tahun, buaya legend Palu terlepas dari jeratan ban sepeda motor matic. Ban sepeda motor di leher hewan predator berjulukan keren ‘buaya berkalung ban’ itu dilepaskan oleh pemburu barang antik. Buaya itu terkena jaring buatannya, Senin, 7 Februari 2022 sekitar pukul 18.30 Waktu Indonesia Tengah.

Seperti diketahui buaya berkalung ban kerap muncul di Sungai Palu hingga ke muara dan pantai Teluk Palu sejak 2016. Saat muncul pertama kali buaya legend ini masih kecil. Namun makin hari badannya makin membesar. Ban sepeda motor matic yang mengalunginya makin mencekik lehernya. Biasanya dia muncul berjemur hingga ke tepian. Biasa pula hanya sekadar kepalanya muncul di tengah arus sungai.

Setelah hampir enam tahun, akhirnya ban sepeda motor yang menjerat lehernya itu dilepaskan warga dengan cara digergaji. Aksi sejumlah orang itu menjadi tontonan ratusan warga Kota Palu.

Aksi penyelamatan buaya ini sudah dimulai sejak 2016 oleh Badan Konservasi Sumberdaya Alam Sulawesi Tengah. Namun tak berhasil.

Pada Januari 2018, Panji Petualang dan timnya berusaha menyelamatkan buaya tersebut. Mereka rencana berusaha melepas ban yang melilit leher buaya tersebut. Namun tak berhasil.

Pada Februari 2020, Matt Wright, seorang penjinak hewan liar dan presenter TV Australia juga berusaha menangkap buaya berkalung ban ini namun gagal.


LONGKI FOR DPRRI

Sebelumnya, BKSDA menggelar sayembara bagi siapa yang berhasil mendapatkan buaya itu akan diberi hadiah. Tetapi sayembara ini ditutup sebelum waktunya usai.

Lalu Pada Desember 2020, Forrest Galante, petualang dan presenter TV dari Amerika berusaha pula menyelamatkan buaya itu, namun lagi-lagi gagal.

Dan Senin, 7 Februari 2022, Chili, warga Kota Palu yang mengaku dari Sragen, Jawa Tengah berhasil menangkap buaya itu dengan jeratnya kemudian melepaskan ban yang makin mencekik leher buaya legend ini.

Photo: KITLV – Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, Royal Institute for the Linguistics, Geography and Ethnology, 1935.

“Itu memang saya kejar, Pak. Kalau ada barang antik saya kejar. Saya buktikan apa sebenarnya ini. Orang bilang terus ini emas. Ternyata bukan. Itu tadi yang potong bannya masyarakat,” kata Chili yang mengaku sudah mengintai pergerakan buaya itu selama tiga minggu ini.

BKSDA dan tim rescue dari Dinas Pemadam Kebakaran, Kota Palu sebenarnya akan membawa buaya ini ke penangkaran milik BKSDA Sulawesi Tengah. Namun, warga meminta buaya itu dilepaskan kembali ke Sungai. Akhirnya warga kemudian menggotong buaya itu untuk dilepasliarkan kembali ke Sungai Palu.

Sebenarnya, kisah buaya di Sungai Palu ini sudah ada sejak zaman Belanda. Pada 1935, seorang bule Jerman bernama Tossi Fischer menembak seekor buaya yang memangsa seorang penambang pasir di Sungai Palu. Saat itu, Tossi bersama ayahnya, John Fischer. Konon, buaya itu bahkan menelan pula gerobak pasirnya.

Sepenggal kisah didapat dari Mohamad Harianto, penggiat sejarah di Palu soal itu. Kata dia, sejak saat itu buaya besar ini dinamai Lagoroba.

“Karena diyakini bahwa buaya itu memiliki kekuatan mistis, peluru yang dipakai Tossi konon dilapisi emas,” kisah Harianto.

Dari koleksi digital milik KITLV – Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde, Royal Institute for the Linguistics, Geography and Ethnology (Institut Bahasa, Geografi dan Etnologi milik Kerajaan Belanda diperlihatkan Tossi Fischer duduk di atas badan Lagoroba. Pada foto berikutnya diperlihatkan potongan badan nelayan yang diambil dari dalam perut Lagoroba. Foto itu bertarikh 1935.

Ada kisah mistis di balik kehadiran buaya ini. Adalah Longki Djanggola, mantan Gubernur Sulteng yang menceritakannya. Konon, sekitar 50 – 60 tahun lalu ada tetua keluarganya yang dilahirkan bersama kembaran buaya.

“Saat lahir, Om Rotja itu dodominya, tembuni atau ari-arinya berbentuk buaya. Akhirnya karena mereka meyakininya, mereka kemudian melarung tembuninya di Teluk Palu. Sejak saat itu mereka memelihara mistis ini,” tutur Longki.

Bagi dia, itu keyakinan orang lain, tidak perlu dipermasalahkan. Yang mau percaya, disilahkan, yang tidak percaya tentu bukan masalah.

BKSDA sendiri mengakui bahwa Sungai Palu memang menjadi habitat insitu dari buaya muara ini. ***

Related Posts

Wawali Palu, dr Renny Bangga pada  Kampung Baru Fair 2022
Breaking News

Wawali Palu, dr Renny Bangga pada Kampung Baru Fair 2022

Monday, 9 May 2022

WAKIL Wali Kota Palu dr.Reny A Lamadjido, Sp,PK, M.Kes menyatakan rasa bangga atas antusias masyarakat...

Meriahnya Iwwadh, Tradisi Lebaran Arab di Palu
Timeline

Meriahnya Iwwadh, Tradisi Lebaran Arab di Palu

Tuesday, 3 May 2022

Selain Lebaran Ketupat di Gorontalo yang dilaksanakan sepekan usai Idul Fitri, masyarakat Sulawesi utamanya keturunan...

Kisah Rafli Menyongsong Harapan dari Kandang Ayam Tabalu
Timeline

Kisah Rafli Menyongsong Harapan dari Kandang Ayam Tabalu

Monday, 25 April 2022

Kamis, 24 Februari 2022. Hari masih pagi. Seorang anak muda bercelana cingkrang dan berjenggot tipis...

Membandingkan RA Kartini dan Maria Walanda Maramis
Timeline

Membandingkan RA Kartini dan Maria Walanda Maramis

Thursday, 21 April 2022

Saban 21 April, Indonesia memperingati Hari Kartini. Ini mengikuti tanggal kelahiran Raden Ajeng Kartini, seorang...

Awas, Ada Provokator!
Timeline

Awas, Ada Provokator!

Wednesday, 16 February 2022

Ini kata yang lazim kita dengar saat sekumpulan orang menggelar unjuk rasa. Apalagi bila kemudian...

Gurihnya Tanah di Utara Parigi Moutong, Jadi Rebutan Perusahaan Tambang dan Perkebunan Sawit
Timeline

Gurihnya Tanah di Utara Parigi Moutong, Jadi Rebutan Perusahaan Tambang dan Perkebunan Sawit

Wednesday, 16 February 2022

Wajah Samsurizal Tombolotutu, Bupati Parigi Moutong berkerut. Ia tampak tak senang. Mantan Perwira TNI Angkatan...

Next Post
Pantau Vaksinasi Massal Lansia, Danrem Tadulako Minta Semua Pihak Disiplin Patuhi Prokes

Pantau Vaksinasi Massal Lansia, Danrem Tadulako Minta Semua Pihak Disiplin Patuhi Prokes

Finally, the Legend Crocodile Released from the Tire Necklace

Finally, the Legend Crocodile Released from the Tire Necklace

Pers Indonesia di Bawah Kontrol Penguasa

Pers Indonesia di Bawah Kontrol Penguasa

Discussion about this post

Highlight

  • Lifestyle
Anggota Kelompok MY Menyerahkan Diri ke Densus 88
Breaking News

Anggota Kelompok MY Menyerahkan Diri ke Densus 88

by Jafar Bua
Monday, 16 May 2022
0

MF alias UT, yang diduga sebagai anggota kelompok MY menyerahkan diri kepada Detasemen khusus 88 Anti Teror Mabes Polri, Senin...

Read more
Protes Larangan Ekspor CPO, Petani Sawit se-Indonesia Demo Jokowi

Protes Larangan Ekspor CPO, Petani Sawit se-Indonesia Demo Jokowi

Monday, 16 May 2022
Terkait Kelompok Teroris, Densus 88 Tangkap Sejumlah Orang di Poso dan Ampana

Terkait Kelompok Teroris, Densus 88 Tangkap Sejumlah Orang di Poso dan Ampana

Sunday, 15 May 2022
Apa Hasil Tim Investigasi Jual Beli Jabatan Pemprov Sulteng? Ini Jawabannya

Apa Hasil Tim Investigasi Jual Beli Jabatan Pemprov Sulteng? Ini Jawabannya

Tuesday, 10 May 2022
Mantan Birokrat Senior: Bila Ikut Mekanisme Baku, Tidak akan Ada Jual Beli Jabatan

Mantan Birokrat Senior: Bila Ikut Mekanisme Baku, Tidak akan Ada Jual Beli Jabatan

Tuesday, 10 May 2022

About Me

JafarBua

JAFAR BUA

Blogger & Traveler

JAFARBUAISME. Ini dapat dibaca sebagai Jafar Bua is Me; Jafar Bua adalah saya. Anda bisa pula membacanya sebagai hal-hal yang berkaitan dengan saya, Jafar Bua sebagai pribadi. Itu mencakup pikiran, gagasan, tulisan, sajak, foto, coretan atau apapun tentang saya. Bahkan bisa pula igauan dan mimpi saya

Jafarbuaisme cuma sekadar catatan-catatan saya di waktu senggang dalam pelbagai bentuk.

JAFAR BUA

NETWORKING

KABAR LUWUK

Popular

  • Kalomba, Si Siluman Kambing, Topeule dan Pokpok; Kisah Mistis dari Parigi

    Kalomba, Si Siluman Kambing, Topeule dan Pokpok; Kisah Mistis dari Parigi

    16181 shares
    Share 16153 Tweet 12
  • Kartu Sulteng Sejahtera Bukan Syarat Penerima BLT Rp1 juta per Keluarga

    4502 shares
    Share 1801 Tweet 1126
  • Dua Teroris Poso, Ali Kalora dan Jaka Ramadhan Tertembak Mati

    20 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Satgas Madago Raya Minta Keluarga Bujuk Ali Kalora, dkk Turun Gunung

    7 shares
    Share 3 Tweet 2
  • MIT Berulah Lagi, 2 Warga Lembah Napu Tewas Digorok

    9 shares
    Share 4 Tweet 2
  • Mujahiddin Indonesia Timur Terpecah, 4 Anggota asal Poso akan Menyerah

    10 shares
    Share 4 Tweet 3
  • Tak Hubungi Keluarga Sejak 2011, Ambo alias Abu Alim Tewas Ditembak Satgas Madago Raya

    6 shares
    Share 2 Tweet 2
  • Nasib Sial Ambo, Terpisah dari Keluarga 10 Tahun, Tewas di Ujung Peluru Satgas Madago Raya

    10 shares
    Share 4 Tweet 3

  • About Me

© Copyright 2019 JAFARBUAISME , Designed & Developed by ALFATWA Multimedia.

No Result
View All Result
  • Sebuah Novel
  • Breaking News
  • Lawan Covid-19
  • Ramadhan Kareem
  • Kuliner Khas
  • Profile
  • About Me

© 2019 JafarBuaIsMe - Designed and Developed by Alfatwa Multimedia.

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In