Blok I Poboya milik PT. Citra Palu Minerals tidak kurang dari 25.000 hektare luasnya. Sedang luas lahan kontrak karyanya yang bersinggungan dengan Tahura sekira 5.000 hektare. Dan sekira 2.600 hektare dipastikan mengandung deposit emas. Cadangannya diperkirakan sebesar 1 juta ton. Itu dapat menghasilkan hingga 8 tahun.
“Itulah yang sejak awal kita upayakan dapat dicarikan solusinya. Masyarakat lokal punya hak ulayat. Kami terus berupaya agar semuanya berjalan dengan baik. Perusahaan yang memiliki izin tetap dapat beroperasi. Masyarakat pun tetap punya mata pencaharian. Dan lingkungan hidup tetap terjaga,” kata Longki Djanggola
Akunya, dia mendukung penuh operasionalisasi PT. CPM yang memang memiliki hak atas wilayah pertambangan itu.
“Kami sudah membicarakan hal itu dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Kami sendiri lebih berpikir menempuh jalan tengah dengan akan melokalisasi para penambang tradisional. Tentu dengan tetap berpijak pada Undang-Undang dan aturan lainnya yang berlaku,” hematnya.
Cerita seperti ini tak pernah bisa kita baca di media. Itulah yang tersaji di buku semi biografi Longki Djanggola: Jaket Kuningku, Benih Cinta dan Politik.
Pandangan Longki tentang investasi industr-industri besar tersaji di sini. Olehnya itulah yang membuat buku ini layak dimiliki dan dibaca.
Informasi Buku:
Judul: Jaket Kuningku, Benih Cinta dan Politik
Penulis: Jafar G Bua
Pengantar: Prof. Dr. H. Zainal Abidin, MA
Penutup: Ir. Syaifullah Djafar, M.Si dan Rahmat Abdul Haris
Penyunting: Andi Anwar Nawir Amier
Jenis: Biografi
Layout: Mursyid Kambayang (Alfatwa Multimedia)
Penerbit: Penerbit Pata (Yogyakarta)
Ukuran: 140 x 210 mm
Tebal: 146 halaman
Harga: Rp50 ribu (mahasiswa dan wartawan), Rp65 ribu (umum)
Kontak: jafar@ajf.sg | 082293170000
Discussion about this post