Sleeper Cell: American Terror, film serial yang tayang di jaringan TV Amerika ini tentu saja adalah propaganda. Lengkap dengan bumbu konflik asmara, gambaran perilaku seks menyimpang di dalam kelompok teroris dan tentu saja; citra herois para agen intelijen Negara Paman Sam.
Serial ini pertama kali tayang pada 2005 dan selesai pada 2006. Di Indonesia saat itu kita bisa menonton di jaringan AXN Asia. AXN adalah kanal TV milik Sony Pictures Entertainment.
Dikisahkan, Darwyn Al-Sayeed (Michael Ealy), seorang agen FBI berusia 30 tahun ditugaskan menyusup ke sel tidur teroris yang merencanakan serangan di Los Angeles. Darwyn adalah seorang muslim taat.
Sel tidur teroris yang disusupinya dijalankan seorang radikalis berkebangsaan Arab bernama Faris al-Farik (Oded Fehr) yang menyamar sebagai seorang Yahudi. Anggota sel berasal dari berbagai latar belakang ras dengan masalah kepribadian yang saling bertentangan.
Dalam penugasan awal, Darwyn bekerja di bawah supervisi sahabatnya yang juga agen senior FBI Ray Fuller. Setelah sel yang dijalankan Faris gagal menjalankan misi, Darwyn harus menyusup lagi di bawah supervisi Patrice Serxner dan kemudian Agen Khusus Russel.
Para penulis skenario menyajikan kisah yang non-stereotip dengan menampilkan anggota sel yang terdiri dari perempuan kulit putih Eropa, laki-laki Amerika Latin, dan yang berani adalah menampilkan seorang anggota sel laki-laki muslim yang dideskripsikan sebagai seorang gay.
Maka tersajilah perilaku buruk para anggota kelompok teroris yang jauh dari nilai-nilai Islam semisal seks pranikah dan perilaku homoseksualitas. Meski tujuan mereka satu: Syahid demi Islam.
Tentu saja, ini adalah film propaganda Amerika melawan terorisme. Tak perlu kening berkerut atau hati panas saat mereka menggambarkan bahwa ada muslim berperilaku menyimpang dalam keseharian.
Meski mereka secara acak melukiskan itu dalam kisah film ini, saya kira ini kritik bermanfaat bagi para muslim penyokong terorisme.
Selebihnya, silahkan menonton. Sleeper Cell: American Terror memang layak tonton. Utamanya bagi mereka yang terlanjur menganggap bahwa surga mudah dimasuki dengan menghilangkan nyawa orang lain tanpa sebab akibat. ***