Untuk pertama kalinya setelah 85 tahun, Haga Sofia kembali menjadi Masjid. Pada Jumat, 24 Juli 2020 akan kembali dipakai untuk Shalat Jumat. Demikian dilansir di laman https://www.hurriyetdailynews.com.
Hagia Sophia punya sejarah panjang dan unik. Dari masa pembangunannya pada 537 M sampai 1453 M, bangunan ini merupakan Gereja Katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel. Pada tahun 1204 sampai 1261, tempat ini diubah oleh Pasukan Salib Ke empat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel. Lalu Bangunan ini menjadi masjid mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Kemudian bangunan ini disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki.
Namun kini kembali menjadi masjid pada Jumat, 10 Juli 2020 setelah pengadilan Turki memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia pada 1934 menjadi museum adalah ilegal. Keputusan ini membuka jalan untuk kembali mengubah monumen tersebut menjadi masjid.
Terkenal akan kubah besarnya, Hagia Sophia dipandang sebagai lambang arsitektur Bizantium. Bangunan ini disebutkan telah mengubah sejarah arsitektur. Bangunan ini menjadi katedral terbesar di dunia selama hampir seribu tahun sampai Katedral Sevilla diselesaikan pada 1520.
Dan Jumat, 24 Juli 2020, panggilan adzan Shalat Jumat untuk kali pertama kembali bergema setelah 85 tahun.
Bangunan yang dikenal pula dengan nama Ayasofya dalam Bahasa Turki ini terletak di distrik bersejarah Sultanahmet.
Memang, di bawah pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdoğan dalam beberapa tahun terakhir telah ada seruan untuk mengembalikan bangunan itu ke peribadatan umat Islam. Pengembalian situs bersejarah ini menjadi masjid bukan tanpa kritik. Pemerintah Yunani pernah mengeluhkan tentang pembacaan Al-Quran di Hagia Sophia selama Ramadhan lalu. Kritik itu oleh Kementerian Luar Negeri Turki digambarkan sebagai ‘tidak dapat diterima.’
Untuk panggilan azan yang disiarkan dalam satu program televisi setempat yang menampilkan Mehmet Görmez, Kepala Direktorat Urusan Agama (Diyanet), oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Yunani Efstratios Eftimiu pun diprotes. Ia mengatakan; “Kami menyatakan keprihatinan dan ketidaknyamanan kami yang intens pada langkah lain yang merusak sifat Hagia Sophia sebagai monumen warisan budaya global dan yang jelas tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang seharusnya mengatur negara sekuler yang modern.”
Namun, sepertinya; ‘Anjing menggonggong kafilah tetaplah berlalu.’ Jumat, 24 Juli 2020 ini, kumandang adzan Jumat kembali berkumandang dari menara Hagia Sofia. Adapun lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus Kristus di dinding bangunan ini, tetap akan terpajang di sana, sebagai bagian dari penghormatan Islam pada agama lain. ***