Setelah tiga lagi anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur tewas ditembak Satuan Tugas Operasi Madago Raya, yang tersisa kini tinggal enam orang. Siapa saja mereka?

  1. Ali Ahmad alias Ali Kalora

Setelah Santoso alias Abu Wardah mangkat pada 18 Juli 2016, lalu Daeng Koro tewas ditembak, Ali Kalora didaulat menggantikan posisi Amir Mujahiddin Indonesia Timur didampingi Basri. Setelah Basri yang diduga mata-mata Polisi ditangkap, praktis ia adalah anggota paling senior dalam kelompok ini. Dialah yang kemudian menjadi target utama Satuan Tugas Operasi Tinombala sampai Operasi Madago Raya

BACA INI JUGA:  Gunung Api Ini Meletus dan Muntahkan Emas 80 Gram Setiap Hari

Ali diketahui lahir di Gowa, Sulawesi Selatan pada 30 Mei 1981. Meski lahir di Gowa, ia bukan bersuku Bugis, tapi Ambon. Ia menetap di Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso. Di sana ia menikah dengan Tini Susanti Kaduku. Di kelompoknya Tini disapa Ummi Farel. Sedangkan penambahan nama Kalora di belakang namanyaberasal dari desa tempatnya bermukim. Nama itu diperkenalkan polisi lalu digunakan secara umum dalam pemberitaan media massa.

BACA INI JUGA:  Pangeran Tidur Arab Saudi, Ini Kisahnya

Ali pernah menjadi bagian dari Laskar Jihad Ahlusunnah Waljamaah yang masuk ke Poso pada 2000. Setelah Laskar Jihad dipulangkan pasca Deklarasi Malino pada 2002, dia memilih menetap di Poso.

Ali berbadan sedang pendek dengan tinggi sekitar 156 cm. Ia berkulit sawo matang dan berrambut panjang serta gigi depan atas agak jarang. Dalam foto terakhir yang diperoleh Satgas, Ali berkumis dan berjenggot serta bercambang lebat.

2. Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang

Ahmad Panjang bernama asli Ahmad Gazali. Ia juga punya nama alias Basir. Dari data diri yang ada diketaahui Ahmad lahir pada 26 April 1994. Diketahui, ia berasal dari Kayamanya, Poso Kota.

BACA INI JUGA:  Jawaban Berbelit, Jaksa Desak Hakim Tetapkan Kodir ART Ferdy Sambo Jadi Tersangka

Ciri-ciri umumnya adalah berbadan kurus tinggi dengan tinggi badan sekitar 172 centimeter. Rambutnya pendek bergelombang, bermuka lonjong dengan bibir tebal.

Orang tuanya dulunya bermukim di Kayamanya, Poso Kota, namun sekarang pindah dan menetap di Makassar, Sulawesi Selatan. Diketahui Ahmad sudah menikah.