Aksi unjukrasa warga Parigi Moutong, Sulawesi Tengah menolak izin usaha pertambangan milik PT. Trio Kencana di Kasimbar, berakhir rusuh. Aparat kepolisian terlibat bentrokan dengan warga yang memblokade jalan di Desa Sinei, Sabtu (12/2/2022) malam. Seorang warga meninggal dunia akibat luka tembak.
Siapa sebenarnya pemilik dan bagaimana profil PT. Trio Kencana ini?
Dari penelusuran jafarbuaisme.com,diketahui perusahaan pertambangan emas ini telah mendapat Izin Usaha Pertambangan dengan Nomor: IUP540/426/IUP-OP/DPMPTSP/2020 untuk Operasi Produksi. IUP dikeluarkan pada 28 Agustus 2020 dan baru akan berakhir pada 28 Agustus 2040.
Operasionalisasi perusahaan ini berada pada luasan areal 15,725 Hektare Kecamatan Toribulu, Kecamatan Kasimbar dan Kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong. Adapun saat ini yang menjadi prioritas pertambangan mereka mencakup areal seluas 3.000 hektare.

Dari sumber jafarbuaisme.com diketahui saham perusahaan yang memiliki Kantor Pusat di Jl. KH. Wahid Hasyim No.84-86, RT.15/RW.3, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat juga di Palu dan Parigi ini dimiliki oleh pengusaha asal Kalimantan, H. Surianto dan Goan Umbas, pengusaha WNI Keturunan di Parigi. Surianto memiliki saham sebesar 70 persen dan Goan memegang saham sebesar 30 persen. Surianto sendiri mengklaim sebagai pendiri PT. Trio Kencana.
Nama Kencana melekat erat pada Goan Umbas yang punya perusahaan dan toko bernama Nila Kencana. Ia adalah salah seorang pengusaha tersohor di Parigi. Diketahui ia memiliki banyak bidang usaha selain pertambangan. Pernah pula terlibat pada pembiayaan kampanye-kampanye politik calon kepala daerah di Kabupaten Parigi Moutong dan Provinsi Sulawesi Tengah.
Adapun H. Surianto adalah seorang pengusaha pertambangan batu bara dan nikel yang sukses di Kalimantan Selatan. Pada 2014 – 2019, ia tercatat sebagai anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Pria yang akrab disapa Haji Anto ini lahir di Desa Simpo, Baranti, Sidrap, Sulawesi Selatan. Ia merantau ke Kalimantan dan kemudian berhasil. Dari penjual es lilin, kini pengusaha besar pertambangan.
Di laman resmi perusahaan pertambangan ini, terlihat susunan direksinya. H. Surianto duduk sebagai Presiden Komisaris, Goan Umbas sebagai Komisaris, lalu Hi. Syahrussiam duduk sebagai Presiden Direktur, dan Rendy Umbas sebagai Direktur.
Nah, bagaimana kelanjutan operasionalisasi pertambangan ini selanjutnya setelah penolakan warga yang berakibat korban jiwa? Kita tunggu saja. ***