Soraya Sultan, aktivis perempuan cum politisi mengingatkan agar media proporsional dalam pemberitaan dan netizen bijak dalam bermedia sosial sekaitan dengan kasus yang menimpa dr. Faisal Kanang, Radiolog di Rumah Sakit Mokopido, Tolitoli, Sulawesi Tengah.

Seperti diketahui, Faisal dikabarkan hilang selama 20 hari. Ia hilang sejak Jumat, 6 Mei 2022 lalu. Lalu pada Kamis, 26 Mei 2022 sekitar pukul 16.30 WITA, ia ditemukan di Penginapan 42 Paleleh, Kabupaten Buol.

Kasus ini membetot perhatian warga. Para netizen pun ramai. Apalagi Faisal ditemukan bersama seorang perempuan. Beragam komentar dan meme pun muncul dalam postingan media sosial, utamanya Facebook.

BACA INI JUGA:  Otto Toto Sugiri, 'Bill Gates' Indonesia

Soraya Sultan, aktivis perempuan yang juga Ketua Yayasan Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulawesi Tengah (KPKP-ST) pun mengomentari soal itu. Hanya saja, ia menguatirkan kondisi kejiwaan istri dan anak Faisal yang pasti mengalami guncangan atas pemberitaan dan tumpah ruahnya komentar negatif di linimasa media sosial.

“Mari kita fokus pada kondisi Istri dan anak-anak beliau yang pastinya mengalami guncangan psikis berulang. Pertama saat suami atau ayahnya dinyatakan hilang, dan kedua, saat suami atau ayahnya dinyatakan sudah ditemukan dalam kondisi seperti yang diberitakan,” tulis Aya, panggilan akrab aktivis cum politisi perempuan ini.

BACA INI JUGA:  Masyarakat Suku Bajo Parigi Moutong Yakin Hidayat - Bartho Metta

Ia menyebutkan, guncangan psikis itu memicu banyak hal, mulai dari ganguan psikologis hingga stress dan depresi berkepanjangan. Hingga ganguan pada fisik yang memicu timbulnya banyak penyakit.

“Belum lagi menanggung malu hingga dapat meruntuhkan kepercayaan diri perempuan bahkan anak-anaknya,” hemat dia.

Realita ini, kata Aya, hanya Istri dan anak yang paling merasakan, selain pihak keluarga yang juga terluka hatinya.

Olehnya, ia meminta agar media massa bisa lebih proporsional dalam pemberitaan serta patuh pada kode etik dan etika profesi. Meski dia mengakui bahwa kasus ini memang punya nilai berita tinggi. Apalagi dalam era konvergensi media semacam ini. Ia mencatat ada media memiliki koran, ada media onlinenya dan akun medis sosialnya. Bayangkan saja semua itu menyebar seketika tanpa sekat ruang dan waktu.

BACA INI JUGA:  Ada PNS yang Tidak Bisa Terima Gaji ke-13, Siapa Saja?

Sementara bagi netizen, ia meminta mesti lebih bijak dalam menuliskan status atau berkomentar di linimasa media sosialnya. Ia mengaku trenyuh melihat video saat dr. Faisal didatangi oleh aparat kepolisian di dalam kamar penginapannya tersebar luas.

“Hari ini beliau dan keluarganya yang mengalami hal itu, besok atau entah kapan, bisa saja kita,” kata dia menutup komentarnya. ***