Gadis-gadis kecil di Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah pada 22 Maret 1919 menggunakan baju dan rok berbahan kain kulit kayu. Foto ini diambil oleh Olof Strandlund, seorang misionaris berkebangsaan Swedia yang menemani perjalanan Walter Kaudern di sejumlah wilayah Sulawesi di masa itu.

BACA INI JUGA:  Begini Bedanya Media dan Wartawan di Indonesia Dibanding Singapura

Perhatikan teknik serupa eco-printing yang diterapkan pada kain baju dan rok yang digunakan oleh anak-anak ini. Sungguh leluhur kita sudah memiliki budaya tekstil yang yang paripurna di masa itu. Sementara teknik eco-printing ini baru dikenal luas di Indonesia pada 2016. Bandingkan dengan masyarakat Palolo atau To Palolo – orang Palolo – yang sudah mengenalnya sejak 1900-an.

BACA INI JUGA:  Memori Bencana Geologi Sulteng: Tsunami di Teluk Parigi 1938 dalam Koran Belanda dan Jerman

Motifnya yang beragam dan warna vintage-nya sungguh perpaduan yang luar biasa menawan. Lelulur bangsa kita memang sungguh luar biasa. (Foto Koleksi: National Museums of World Culture Sweden)

BACA INI JUGA:  BPJS Gratis bagi Keluarga Miskin, Kabar Gembira dari Hidayat - Bartho