United Nations Children’s Fund (UNICEF) Indonesia mengungkapkan, 70 persen air minum dalam rumah tangga di Indonesia tercemar limbah tinja.

Hal tersebut, disampaikan oleh Wash Spesialis UNICEF Indonesia, Maraita Listyasari, ia pun mendorong perlu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

“Bicara ini agak menyedihkan karena benar, datanya dari Kemenkes. Menyatakan bahwa air dari rumah tangga hampir 70% tercemar limbah tinja,” kata Maraita dalam jumpa pers, Rabu (19/10/2022).

BACA INI JUGA:  Indonesia Berduka Lagi: Kepala BIN Papua, Brigjen TNI Putu Danny Gugur Ditembak KKB

Kendati air tercemar, namun dia mengatakan ada upaya selain PHBS sebagai langkah meminimalisir terjadinya sebuah penyakit, yakni rutin melakukan penyedotan septic tank (WC) sebanyak 3-5 kali setiap tahunnya.

Kemudian, memasang WC yang benar atau terhubung dengan sistem perpipaan, di mana penyakit bisa menyebar melalui manusia, dan adanya tanah atau lahan yang tercemar.

BACA INI JUGA:  Sambangi Pospam Ops Lilin Tinombala di Poso, Ini Pesan Irjen Pol Rudy Sufahriadi

“Untuk meminimalisasi terjadinya penyakit pastikan toilet di rumah terhubung dengan sistem perpipaan atau WC. Kemudian, sedot 3-5 kali setahun dan jangan tunggu sampai penuh,” tegas dia.

“Virus bakteri bisa lewat mana saja, kalau sanitasi tidak dikelola dengan baik, maka pencemaran bisa terjadi di mana pun. WHO menunjukkan alur penyakit ini bisa masuk ke tubuh manusia, dari jari, lalat yang hinggap di makanan, lahan atau tanah, cairan dan makanan,” terangnya.

BACA INI JUGA:  Orang-orang Jenius Bisa Dilihat dari 7 Kebiasaan Ini, Ada Yang Kena di Kamu?

Sehubungan dengan Covid-19, maka Maraita mengimbau masyarakat tetap menerapkan PHBS dan protokol kesehatan (Prokes).

“Saat Covid-19, perilaku PHBS meningkat, maka perlu ditingkatkan lagi dengan cuci tangan di air yang mengalir. Kemudian, mencuci tangan dengan bersih, serta membersihkan kamar mandi dan toilet,” imbuh Maraita. ***