Bantuan untuk korban banjir bandang Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan terus mengalir untuk pengungsi. Demikian pula pembukaan akses jalan yang tertutup lumpur. Pencarian korban banjir bandang juga masih diintensifkan. Penanganan pasca bencana mulai dilakukan.
Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengaku perhatian dari Pemerintah Pusat sangat besar. Menjadi pelecut semangat masyarakat untuk bangkit.
“Kami bersama-sama melakukan pembersihan dan evakuasi serta mencari korban yang belum diketemukan,” jelasnya seperti dilansir fajar.co.id.
Ia mengaku fokus utama saat ini adalah membuka akses jalan di wilayah terisolasi. Terutama jalan Nasional.
Hal itu penting dikarenakan jalan itu menjadi jalur pendistribusian logistik bagi korban di pengungsian. “Urat nadi lalu-lintas dan perekonomian,” katanya.
Sejauh ini, bantuan bagi warga terisolasi masih menggunakan kendaraan roda dua. Ada beberapa jembatan gantung dan jembatan betonnya terputus. Karena itu, pendistribusian melalui jalan di pegunungan.
Mengutip laman fajar.co.id, BPBD Luwu Utara melansir pengungsi mencapai 14.483 jiwa. Terbanyak dari Masamba, 7.748 jiwa, Baebunta 5.808 jiwa, lalu Sabbang 927 jiwa.
Kasi Ops Basarnas Sulsel Rizal mengatakan, hari ini ada empat tambahan orang meninggal ditemukan Basarnas dari Radda.
“Saat ini sudah ada 35 orang yang ditemukan meminggal dunia,” katanya. Selain itu, ada 17 orang dinyatakan hilang. Basarnas melakukan pencarian jenazah malam hari.
Pengungsi korban banjir bandang di Luwu Utara di tenda darurat butuh makanan cepat saji. Mereka tidak butuh beras. Apalagi sembako.
Pengungsi sudah tidak punya kompor gas, panci, piring, dan perlengkapan dapur lainnya. Semua pelaratan dapur sudah terbawa banjir lumpur. Para pengungsi hanya menyelamatkan diri bersama keluarganya.
Bantuan dari sejumlahh pihak terus mengalir. Rata-rata memang dalam bentuk makanan cepat saji dan siap santap. Arfan Sonda, pengajar di Universitas Alkhairaat Palu bersama sejumlah relawan saat ini sudah membangun dapur umum untuk melayani kebutuhan makanan siap santap buat para korban banjir.
“Kami dan sejumlah relawan berinisiatif sesuai kemampuan kami membantu para korban banjir ini,” sebut dia.
Hanya saja air bersih belum tersedia. Makanya dikeluhkan pengungsi. Banyak pengungsi tak pernah mandi. Mobil tangki dan mobil pemadam kebakaran tidak mampu memenuhi kebutuhan pengungsi. Baik di Masamba maupun Baebunta. ***