Bila saja Hasan Bahasyuan masih hidup. Ia pasti bangga. Dua albumnya menjadi koleksi Library of Congress Amerika Serikat. Library of Congress diklaim sebagai perpustakaan analog dan digital terbesar di dunia. Ini adalah institusi kultural federal tertua di Negeri Paman Sam itu. Perpustakaan ini bertempat di tiga gedung Capitol Hill, Washington, DC.
Di perpustakaan ini, dua album dalam bentuk kaset analog, karya mendiang komponis, penggubah lagu dan koreografer Hasan Bahasyuan disimpan.
Dua album milik mendiang itu adalah Album Tananggu Kaili dan Randa nTovea. Dua album ini diproduksi pada 1980-an. Tananggu Kaili disimpan dengan kode rak: RYB 1264 dan LCCN (Library of Congress Control Number–Nomor Kontrol Perpustakaan Kongres): 89945430. Lalu Randa nTovea berkode rak: RYB 0878 dengan LCCN: 89945436.
Album Tananggu Kaili berisi antara lain; lagu Tananggu Kaili, Neporayu, Janji ri reme vula, Tora ranga dan Pojanjita.
Untuk diketahui, album ini sebagian besar ditulis dalam bahasa Tara, salah satu sub dialek Kaili yang dipergunakan pada umumnya oleh masyarakat Parigi dan sekitarnya.
Sedang pada lagu Palu Ngataku di album itu, mendiang menggunakan Bahasa Ledo, juga salah satu sub dialek Kaili. Ledo adalah alat komunikasi masyarakat suku asli di Lembah Palu, Sigi dan Donggala.
Adapun Album Randa nTovea yang berisi lagu antara lain; Randa ntovea, Parigi ro kareme nu vula, Mosakaya dan Doni dole ditulisnya dalam Bahasa Tara, Ledo dan Pamona.
Profil Hasan Bahasyuan
Siapa sosok di balik album lagu daerah berbahasa Kaili itu? Mengutip laman http://ucha-amu.blogspot.com, Hasan Bahasyuan adalah komponis, penggubah lagu dan koreografer sohor Sulawesi Tengah.
Ia lahir di Kota Parigi, 12 Januari 1930. Hasan Bahasyuan muda beliau memulai proses kreatif berkeseniannya sejak di bangku Sekolah Desa pada 1939.
Di Parigi ia memimpin kelompok Musik Bambu. ia juga adalah peniup suling pendek sampai era pendudukan Jepang.
Kala tentara NICA berkuasa pada 1946, ia bergabung dengan group Hawaian Band sebagai penyanyi dan pemain ukulele.
Pada 1947-1963, ia memimpin Orkes Keroncong Irama Seni sebagai penyanyi dan pemain biola.
Pada 1965, ia hijrah ke kota Palu. Ia menjadi pelatih dan memimpin Band Nada Anda/ Risela 1970.
Pada 1971-1981, ia mulai aktif sebagai pelatih tari daerah se-Sulawesi Tengah. Ia juga diketahui memimpin Band Ananta pada Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah pada masa itu.
Mendiang mangkat di Palu pada 22 Mei 1987. Ia berkarya hingga akhir hayatnya. ***