Pada Jumat, 4 Mei 2000 pukul 12.21 WITA, wilayah Banggai Bersaudara (Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut) di Sulawesi Tengah diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,5–7,6, disusul oleh tsunami setinggi hingga enam meter. Bencana ini menyebabkan kerusakan besar dan menimbulkan korban jiwa serta luka-luka di sejumlah daerah, terutama di gugusan Kepulauan Banggai.

Gempa berpusat di laut pada kedalaman sekitar 30 kilometer di lepas pantai Kepulauan Banggai. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) dan Pusat Seismologi Internasional (ISC) mencatat peristiwa ini sebagai gempa besar, dengan 84 gempa susulan tercatat hingga akhir tahun 2000.

BACA INI JUGA:  Terjadi di Bogor, Sudah Dimasukkan dalam Peti Mati Tapi Hidup Kembali

Bencana geologi ini mengakibatkan sedikitnya 54 korban meninggal dunia. Sekitar 270 orang mengalami luka-luka, sebagian di antaranya luka berat.

Dampak kerusakan tercatat sangat besar:

  • 19.378 rumah rusak
  • 537 gedung pemerintahan
  • 475 sekolah
  • 349 tempat ibadah
  • 43 pusat kesehatan
  • 43 jembatan
  • 2 pasar

Diperkirakan sekitar 170.000 warga kehilangan tempat tinggal akibat kerusakan dan terputusnya akses ke wilayah terdampak, yang mayoritas berada di daerah terpencil.

Tidak kurang 80 persen bangunan dilaporkan roboh atau hancur total di seluruh wilayah Banggai Bersaudara.

Penyebab dan Analisis Tektonik

Gempa ini dikategorikan sebagai gempa geser (strike-slip), yaitu gempa yang disebabkan oleh pergeseran mendatar pada patahan. Lokasi gempa berada pada zona patahan Banggai–Sula, yang merupakan bagian dari blok mikro-kontinen yang bertumbukan dengan Sulawesi Timur.

BACA INI JUGA:  Pahlawan Hari ini, Abdul Rahman Agu yang Selamatkan Balita dalam Kebakaran KM Barcelona

Meski bersifat mendatar, gempa ini tetap memicu tsunami. Beberapa ahli menduga adanya deformasi vertikal pada segmen patahan atau longsoran bawah laut sebagai pemicu gelombang laut. Peneliti dari University of Miami mencatat kemungkinan kombinasi kedua faktor tersebut yang memicu tsunami lokal.

Saat itu, Pemerintah Indonesia menyalurkan bantuan darurat berupa 30 ton beras, gula, susu bubuk, dan mie instan, serta bantuan medis dan obat-obatan. Palang Merah Indonesia (PMI) juga dikerahkan bersama pemerintah daerah untuk membantu evakuasi dan perawatan korban.

BACA INI JUGA:  Kita Belum Merdeka Sepenuhnya

Pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp16 miliar (sekitar US$2,2 juta) untuk pembangunan kembali rumah warga dan perbaikan infrastruktur. Pemerintah Jepang turut memberikan dukungan berupa pengiriman kapal cepat yang membawa logistik.

Gempa bumi dan tsunami Banggai 2000 menunjukkan kompleksitas geologi wilayah Sulawesi Tengah yang berada di zona tumbukan aktif. Meski tergolong gempa horizontal, faktor tambahan seperti longsoran laut dapat menimbulkan dampak tsunami yang mematikan. Peristiwa ini menjadi pengingat akan perlunya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana, terutama di wilayah-wilayah rawan gempa dan tsunami. ***