Bahasa Kaili, bahasa ibu masyarakat Suku Kaili yang mendiami wilayah Kota Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong memiliki keragaman tinggi. Sejumlah dialek bisa diketahui, di antaranya Ledo, Rai, Doi, Tara, Ija, Taa, Inde, Edo, Ado, Unde, dan Da’a.

Menariknya, penamaan dialek-dialek tersebut berarti “tidak.”

BACA INI JUGA:  Dituntut 12 Tahun, SYL Ungkap Kasus Impor Buah dan Green House Milik Surya Paloh

Bahasa Kaili Ledo sendiri banyak dipakai di Kota Palu, Donggala dan Sigi. Meski ada bahasa kaili dialek lain yang mereka pakai, seperti Tara, Rai, Da’a, dan lainnya.

Soal nama bahasanya yang berarti “tidak” itu ada anekdotnya. Pada sebuah kesempatan bertemu dengan masyarakat, seorang mahasiswa bertanya: “Siapa yang mau ikut saya ke kota?”

BACA INI JUGA:  Pasar Masomba Terbakar Lagi, Sudah 8 Kali dalam 16 Tahun Terakhir

“Ledo!” jawab seorang lelaki dari Raranggonau.
“Rai!” sahut temannya dari Tavaeli.
Tak mau kalah, seorang anak kecil dari Kayumalue berteriak, “Doi!”

Begitu uniknya Bahasa Kaili ini. Nah, untuk memelihara salah satu Identitas suku ini, maka tim dari Universitas Hasanuddin, Universitas Tadulako, dan Summer Institute of Linguistics (SIL) membuat kamus khusus Ledo-Indonesia-Inggris melalui penelitian sejak 1987-1992.

BACA INI JUGA:  Malam Ini, Gempabumi Magnitudo 6.3 Guncang Donggala, Sulteng, BMKG: Hati-hati Gempa Susulan

Hasil penelitiannya berwujud: Kamus Bahasa Ledo – Indonesia – Inggris.

Bila Anda tertarik membacanya, bisa diunduh di sini atau mengklik gambar sampul Kamus Ledo-Indonesia-Inggris di bawah ini.

Kamus Ledo-Indonesia-Inggris