Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah terus memburu kelompok sipil bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah. Sepeninggal Santoso alias Abu Wardah, kelompok yang menamakan diri Mujahiddin Indonesia Timur itu dipimpin oleh Ali Kalora.
Polisi memastikan kelompok ini berada dibalik aksi pengadangan dan perampasan barang milik pegawai dari Dinas Kesehatan Poso dan juga pembunuhan seorang petani di Sangginora, Poso Pesisir Selatan, Sabtu, 8 Agustus 2020. Saat ini, jumlah kelompok tersebut diperkirakan sekitar 16 orang.
Satgas Operasi Tinombala saat ini telah melakukan penyekatan di jalur masuk dan keluar Lembah Napu – Poso.
Untuk diketahui, Operasi Tinombala untuk memburu sisa-sisa anggota kelompok Mujahiddin Indonesia Timur itu diperpanjang hingga September 2020 nanti.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi, Syafril Nursal membenarkan aksi pengadangan dan pembunuhan petani itu. Ia memastikan akan terus memburu kelompok penebar teror ini.
“Mereka mengadang pegawai Dinas Kesehatan Poso yang baru pulang dari Napu. Barang-barangnya diambil. Kemudian sorenya menyandera lagi dua orang petani, Agus dan Arjuna. Satu di antaranya berhasil melarikan diri. Sedang satunya kemudian dianiaya dibacok dan meninggal dunia. Sekarang, Satgas sedang memburu mereka. Mudah-mudahan mereka berhasil kita tangkap,” jelas Syafril.
Kepolisian memastikan bahwa kelompok yang mengadang para pegawai dan membunuh petani itu adalah Ali Kalora dan kelompoknya.
“Dari hasil pemeriksaan dan identifikasi yang dilakukan kepada mereka yang dihadang, mereka memberikan identifikasi dan ciri-ciri yang bersangkutan,” kata dia.
Secara umum, saat ini situasi keamanan dan ketertiban di Poso berlangsung normal. Hanya saja, masyarakat utamanya warga Wapu diimbau untuk tidak melewati jalur Napu – Sangginora – Poso Pesisir di mana kelompok sipil bersenjata itu melakukan pengadangan.
Untuk memastikan kelompok ini dapat ditumpas/ Kapolda Syafril menyatakan akan meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia.
“Perilaku teroris Mujahiddin Indonesia Timur itu sudah sangat luar biasa. Kita sedang memburu mereka terus. Mudah-mudahan kita akan segera tangkap. Mereka masih cukup banyak. Nanti TNI juga akan bergabung dengan kita untuk melakukan operasi,” kata Syafril.
Operasi untuk memburu kelompok yang pernah berbaiat pada Islamic State Suriah and Iran, pimpinan Abubakar Albaghdadi ini sudah dilakukan sejak awal Januari 2016.
Setelah pimpinannya Santoso alias Abu Wardah tewas tertembak pada juli 2016, kelompok ini terus berganti pimpinan hingga kini dipimpin Ali Kalora.
Operasi perburuan atas mereka dilakukan dengan pelbagai cara. Upaya itu dilakukan mulai dengan menebar pamflet dari helikopter untuk meminta mereka menyerah hingga operasi penyisiran dan penyekatan wilayah di hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Poso. Namun hingga kini kelompok ini masih terus menebar teror. ***