Setelah Qatar alias Farel alias Anas, salah seorang pemimpin kelompok teroris poso ditembak mati pada 11 Juli 2021 di Pegunungan Tokasa, Parigi Moutong, sekarang, anggota kelompok ini tinggal enam orang.

Untuk kian mempersempit pergerakan mereka patroli penyisiran dan penyekatan kian digencarkan oleh aparat Satuan Tugas Operasi Madago Raya.

Patroli penyisiran dan penyekatan kelompok teroris poso dimulai dari pos kejar Taunca, Pantangolemba menuju Kelapa Dalam, lokasi di mana kelompok itu dipastikan pernah menampakan diri. Di lokasi itu, juga terdapat sumber air bersih masyarakat setempat.

Patroli dilakukan dengan mengendarai sepeda motor melewati perkampungan dan perkebunan warga setempat. Jarak lokasi pemunculan kelompok teroris ini, tidak kurang 10 kilometer dari perkampungan terdekat. Saat tiba di perbukitan setempat melewati kebun kopi dan kakao, patroli dilakukan dengan jalan kaki.

BACA INI JUGA:  Kecewa, Ternyata Pemerintah Potong THR untuk ASN

Patroli ini dipimpin langsung Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso dan Komandan korem 132 Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf. Keduanya memang lebih banyak berkantor di Poso.   

Untuk diketahui, jalan yang dilalui adalah jalan setapak di antara semak dan pepohonan serta melewati sungai-sungai kecil. Wilayah ini menjadi salah satu jalur logistik kelompok teroris Poso karena dekat dengan perkebunan dan permukiman warga.

Jalurnya menanjak lalu landai di beberapa tempat. Karakter hutan dan topografi di Sulawesi Tengah memang tergolong sulit diterabas, apalagi bukan pemukim asli. Di beberapa tempat ada beberapa tanjakan cukup tinggi yang menyulitkan pergerakan pasukan.

Bagi warga setempat karena subur lokasi-lokasi itulah yang dibuka untuk menjadi lahan perkebunan skala kecil. Olehnya mereka berharap sisa-sisa teroris Poso dapat segera tertangkap ataupun menyerah agar mereka dapat kembali berkebun dengan aman dan tenang. Itu agar mereka juga tidak bergantung pada pengawalan aparat keamanan.

BACA INI JUGA:  27 Ribu Dosis Vaksin AstraZeneca di Sulteng akan Expire, Mau Diapakan?

”Harapan kami masyarakat ini yang dicari ini cepat tertangkap,” kata Yakobus, warga Pantangolemba.

Di wilayah di mana Pos Kejar Satuan Tugas Operasi Madago Raya ini berada juga terdapat sumber air bersih warga. Itulah yang menyebabkan lokasi itu/ terus didatangi para teroris. Ini membuat Satgas Madago Raya harus selalu memastikan wilayah tersebut dapat mereka kuasai.

“Menurut informasi dari warga di sini pada 2016 para DPO teroris itu berenang di sini, mandi, sabunnya ditinggal di sana. Mereka datang dari arah Kampung Bulog mau turun ke Pantangolemba. Makanya kita bikin pos sekat di Kelapa Dalam,” jelas Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, MA.

BACA INI JUGA:  Purbaya Ngamuk Pegawai Bea Cukai Nongkrong di Starbucks Pakai Seragam: "Nggak Kira-kira Lu!"

Untuk diketahui, setelah Qatar alias Farel alias Anas dan Rukli alias Usama ditembak mati di Pegunungan Tokasa, Parigi Moutong pada 11 Juli 2021. Kemudian Ambo alias Abu Alim yang ditembak mati pada 17 Juli 2021.

Praktis kelompok teroris ini tinggal enam orang. Mereka kian terdesak serta kekurangan senjata dan pasokan bahan makanan. Saat ini, sisa teroris Poso yang dikejar adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Muklas, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang dan Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama. ***