Muncul dokumen yang menunjukkan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat memiliki dua rekening BNI.
Beberapa waktu lalu disorot soal transaksi dari rekening anggota Polri yang tewas ditembak di Duren Tiga nomor 46 itu, berupa transfer ke akun Ricky Rizal senilai Rp 200 juta.
Pada persidangan terungkap, transaksi itu dilakukan oleh Ricky, atas perintah Putri Candrawati, menggunakan fasilitas m-banking.
Terbaru, muncul dokumen yang menunjukkan isi saldo di rekening BNI atas nama Nofriansyah Yosua.
Di persidangan beberapa hari lalu, saat Anita Amalia dari BNI hadir sebagai saksi, isi saldo itu tidak terungkap.
Saat itu hakim sempat menanyakan Anita berapa sisa saldo di akun Yosua.
Anita menjawab dia hanya diberi kewenangan membuka transaksi di rekening Ricky Rizal. Hanya rekening koran Ricky yang dia bawa.
Adapun nilai saldo di rekening Brigadir Yosua Hutabarat, sesuai yang ada di dokumen itu, hampir mencapai Rp 100 triliun.
Dokumen itu ditampilkan di kanal Youtube Irma Hutabarat, berisi salinan berita acara penghentian sementara transaksi berdasarkan permintaan PPATK.
Adapun pihak yang menandatangani dokumen itu ialah Anita Amalia sebagai Asisten PNC BNI, dan Rinawati Margono selaku Pemimpin BIdang Pembinaan Pelayanan.
Penghentian sementara transasi rekening atas nama Nofriansyah Yosua dilakukan atas dasar surat dari PPATK dengan Nomor SR/9051/AT.05.01/VIII/2022.
Dokumen itu ditunjukkan Glenn Tumbelaka, Ketua LMR RI kepada Irma Hutabarat di dalam podcast terbarunya.
Di Youtube Irma Hutabarat, Glenn mengatakan pihak keluarga sudah menemui pihak BNI.
Hanya saja saat itu dijawab oleh pihak bank, bahwa angka yang nyaris mencapai Rp 100 triliun itu bukan nominal uang.
“Jawabannya disebut itu bukan nomonalnya, tapi kode. Padahal kalau kode, tidak pakai Rp (mata uang),” ungkap Glenn.
Pada dokumen lainnya yang ditunjukkan, ada surat dari BNI yang ditujukan kepada Nofriansyah Yosua di Sungai Bahar.
Surat itu memiliki perihal penghentian sementara rekening. Pada dokumen itu, tertera ada dua rekening atas nama Nofriansyah Yosua di BNI.
Adapun dana RP 200 juta yang ditransfer setelah meninggalnya Yosua, diduga berasal dari rekening yang kedua, yang isinya hanya ratusan juta.
Sementara rekening yang nominalnya fantastis hingga kini belum diketahui siapa sebenarnya yang selama ini menguasainya
Soal rekening super gendut itu belum pernah terendus sebelumnya.
Apakah benar-benar saldo hampir Rp 100 triliun itu di rekening atas nama Nofriansyah Yosua, hingga kini belum terkonfirmasi, datanya baru berdasarkan dokumen yang beredar.
Soal dugaan uang milik Ferdy Sambo, beberapa waktu lalu muncul isu adanya bunker berisi Rp 900 miliar di rumah Jalan Bangka.
Polisi sudah mengkonfirmasi bahwa bunker berisi uang itu tidak benar alias hoaks.
Tak Sesuai Profil Yosua
Adanya uang hingga Rp 100 triliun tidak sesuai dengan profil Yosua, yang hanya seorang polisi biasa, bukan perwira.
Dengan pangkat brigadir, Yosua Hutabarat memiliki gaji pokok tidak lebih dari Rp 3,7 juta.
Selain itu dia juga berhak atas tunjangan kinerja yang diperkirakan Rp 2,7 per bulan. Ada lagi tunjangan lainnya dengan nomonal lebih kecil.
Berdasarkan analisa itu, maka pendapatan bersih yang diberikan oleh negara untuk Brigadir Yosua, tiap bulan tidak lebih dari Rp 10 juta.
Profilnya sebagai seorang Brigadir tidak memenuhi kriteria untuk memiliki rekening yang sangat gendur dengan nominal fantastis.
Pakar TPPU Minta PPATK Mengusut
Adanya penggunaan nama ajudan untuk membuka rekening dianggap perlu untuk disilidiki lebih jauh.
Apalagi untuk keperluan rumah tangga dibuat rekening atas nama dua ajudan, dianggap harus jadi perhatian aparat terkait.
Hal itu diungkapkan Yenti Garnasih, yang merupakan pakar tindak pidana pencucian uang.
Dalam persidangan, Ferdy Sambo mengakui menyimpan uang sekitar Rp 450 juta di dalam 2 rekening ajudannya itu.
Menurut Yenti, aparat penegak hukum sudah seharusnya bertindak menelusurinya, memastikan ada tidaknya dugaan pelanggaran pidana lain di balik keputusan itu.
“Tentu harus didalami. Pintu masuknya adakah pelanggaran hukum yang lain selain 340 KUHP,” ungkap Yenti, dikutip dari Kompas.com, Kamis (24/11/2022).
Menurut Yenti, transaksi perbankan Ferdy Sambo dalam dua rekening ajudannya, patut untuk dicurigai, sebab ada potensi dugaan TPPU.
Walau terdakwa mengklaim itu buat kebutuhan rumah tangga, akan tetapi, Yenti menyoroti kejanggalan lain.
Yaitu pelibatan ajudan Ferdy Sambo untuk mengurus tugas rumah tangga.
“Tentu tidak biasa ada transfer sebesar itu. Dari mana (uangnya)? Untuk apa? Adakah TPPU-nya?” ucap Yenti. ***
Baca berita terbaru jafarbuaisme.com di Google News.