Demonstrasi sekitar 3000 mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 8 Oktober 2020 berakhir ricuh. Polisi menggunakan meriam air dan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan massa.

Sejak Kamis pagi ribuan mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi sudah menggelar aksi menolak omnibus law sepanjang Jalan Sam Ratulangi, Palu Timur. Massa yang berusaha menuju ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah dibarikade oleh aparat kepolisian dengan pagar kawat duri.

BACA INI JUGA:  Tumpahan Minyak Cemari Pantai Selatan Singapura

Upaya negosiasi mahasiswa dengan aparat yang meminta barikade pagar kawat duri dibuka tidak berhasil.

Massa mahasiswa pun merangsek barikade itu. Mereka berusaha membongkarnya dengan cara menarik pagar kawat duri tersebut. Aparat pun mengambil tindakan keras. Menggunakan meriam air kemudian tembakan gas air mata. Kerumuman massa dihalau hingga kocar-kacir.

BACA INI JUGA:  Racik Kopi Kalemago dari Dataran Napu, Chef Kayana Restaurant Palu Raih Predikat Gold With Distinction di Malaysia

Lebih dari 1 jam lamanya tembakan pelontar gas air mata terus terdengar untuk menghalau mahasiswa. Mahasiswa menyelamatkan diri menghindari kejaran polisi dan tembakan gas air mata.

Bentrokan akhirnya mereda setelah mahasiswa berhasil dipukul mundur oleh aparat Kepolisian. Puluhan mahasiswa diamankan.

BACA INI JUGA:  Apakah Benar Anjuran Tidak Boleh Makan Sebelum Salat Idul Adha, Ini Penjelasannya

Dari data yang diperoleh dari Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah sebanyak 26 orang di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara Palu baik dari pihak mahasiswa maupun dari kepolisian serta masyarakat umum.

Adapun 29 orang yang terdiri dari mahasiswa dan seorang masyarakat umum tengah diperiksa penyidik Kepolisian. ***