Sosok Laksamana Madya TNI Muhammad Ali menjadi sorortan usai dirinya dipilih presiden Jokowi sebagai calon KSAL.

Pemilihan tersebut tentu menjadi sorotan banyak pihak, terutama siapa sosok sesungguhnya Laksamana Madya TNI Muhammad Ali.

Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi akan melantik Kepala Staf TNI Angkatan Laut yang baru, menggantikan Laksamana Yudo Margono yang naik menjadi Panglima TNI.

Sempat beredar sejumlah nama pati bintang 3 TNI AL yang digadang akan menjadi KSAL, tapi informasi yang didapat menyebut Jokowi telah memilih Laksdya TNI Muhammad Ali sebagai pengganti Yudo Margono.

Jokowi sebelumnya juga sudah memastikan soal acara pelantikan KSAL baru ini.

Menurut Presiden, pelantikan KSAL digelar hari ini.

“KSAL Insyaallah besok (hari ini). Pelantikannya besok,” ujar Jokowi saat berada di Pasar Pujasera, Subang, Selasa (27/12/2022) kemarin.

Jokowi sebelumnya juga sudah memastikan soal acara pelantikan KSAL baru ini.

Menurut Presiden, pelantikan KSAL digelar hari ini.

“KSAL Insyaallah besok (hari ini). Pelantikannya besok,” ujar Jokowi saat berada di Pasar Pujasera, Subang, Selasa (27/12) kemarin.

Profil dan Rekam Jejak

Berikut rekam jejak karier militer Ali yang sejauh ini disebut menjadi calon KSAL.

BACA INI JUGA:  Banyak Babi Mati Dibuang ke Sungai, Warga Resah

Ia merupakan salah satu perwira TNI AL yang “besar” di kapal selam

Saat baru lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) pada 1989, Ali muda dibesarkan di kapal selam TNI AL.

Hal ini terlihat dari rekam jejak Ali pada awal-awal ia meniti karier di matra laut.

Tugas pertamanya yakni menjadi Perwira Departemen Operasi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sigalu-857 pada 1990.

Dua tahun berikutnya, atau tepatnya pada 1992, Ali berpindah dari kapal patroli cepat kelas attack ke kapal selam KRI Nanggala-402.

Di kapal selam ini, ia mengampu jabatan sebagai Asisten Perwira Divisi Ekasen.

Pada 1993, Ali berpindah dari kapal selam KRI Nanggala ke kapal selam KRI Pasopati-410 dengan jabatan sebagai Perwira Torpedo.

Pria kelahiran 9 April 1967 ini menduduki posisi tersebut selama dua tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke kapal selam KRI Nanggala-402 sebagai Perwira Divisi Komunikasi (Padivkom) pada 1995 dan Kepala Departemen Leksen KRI Nanggala-402 pada 1996.

Jadi Komandan KRI Nanggala-402

Saat berpangkat mayor, atau pada periode 1996, Ali pernah menjabat sebagai Kasi Taktik Sops Komando Armada Timur dan Kadalsen Divlat Dep Sewaco Puslattlekdalsen Kodikal pada 2000 hingga 2003.

BACA INI JUGA:  Felicia Tissue: Dinding Istana Begitu Tebal Untuk Ditembus

Usai betugas di luar kapal perang kurang lebih selama tujuh tahun, Ali pun kembali lagi ke kapal selam.

Tak tanggung-tanggung, Ali langsung menjabat sebagai Komandan KRI Nanggala-402 pada 2004-2005.

Setelah dua tahun memimpin KRI Nanggala-402, Ali kemudian berkelana di luar kapal perang menjadi Pasops Satsel Koarmatim pada 2006, Pabandya Renstra Paban I Renstra Srena KSAL pada 2006 hingga 2009.

Jauh ke depan, ketika berpangkat Laksamana Pertama, Ali menjabat Pati Sahli KSAL Bidang Ekojemen pada 2015, Staf Khusus KSAL pada 2015, Danguskamlabar pada 2015-2017, dan Waasrena KSAL 2017 sampai 2018.

Selanjunya saat berpangkat Laksamana Muda, Ali dipercaya menjadi Gubernur AAL pada 2018-2019, Koorsahli KSAL pada 2019, Panglima Komando Armada I pada 2019 hingga 2020, dan Asrena KSAL pada 2020 hingga 2021.

Setelah itu, Ali mendapat promisi menjadi perwira bintang tiga dengan menjabat sebagai Pangkogabwilhan pada 2021 hingga sekarang.

Kenang “Monster Bawah Laut”

Pada 21 April 2021, KRI Nanggala-402 diketahui tenggelam di perairan Bali.

BACA INI JUGA:  Polwan Nekat Bakar Suaminya Sendiri yang Juga Polisi, Ternyata Gara-gara ini

Ali pun mengenang ketika komunitas kapal selam di seluruh dunia berupaya membantu pencarian kapal selam yang pernah ia komandoi itu.

Bahkan sejumlah kepala negara ternama di dunia turut menyampaikan rasa simpatinya dan penghormatan atas musibah yang dialami “monster bawah laut” itu.

“Ada dari Jerman, dari Inggris, bahkan Presiden Rusia sekali pun, Perdana Menteri Singapura, semuanya dalam waktu cepat berupaya menghubungi kami untuk bisa memberikan bantuan dalam menemukan KRI Nanggala pada saat hilang,” kata Ali dalam webinar ‘Kapal Selam dan Perkembangan Peperangan Bawah Laut’ yang digelar IR FISIP UI, Alumni RSIS, dan Jakarta Defence Studies, Kamis (21/4/2022).

Di sisi lain, Ali menyatakan, insiden kecelakaan yang dialami kapal selam di seluruh dunia selalu menjadi misteri.

Musababnya, ketika kapal selam mengalami kecelakaan, sangat sulit sekali untuk diketahui penyebab dari kecelakaan tersebut.

“Kecuali kalau dalam kondisi perang misalnya, kapal selam itu tertembak lawan itu mungkin kita bisa memastikan bahwa kapal selam itu tenggelam oleh lawan,” kata Ali. ***

Baca berita terbaru jafarbuaisme.com di Google News.