Pembelian TNI Angkatan Udara (AU) berujung korupsi. Kini, kasusnya memasuki babak baru.

Diberitakan, 12 Oktober 2022, Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi () menyebut heli AW-101 yang diduga dikorupsi merupakan barang bekas.

Hal ini diungkapkan Jaksa KPK Arief Suhermanto saat membacakan dakwaan untuk terdakwa korupsi pengadaan heli AW-101.

Para terdakwa adalah Direktur PT Diratama Jaya Mandiri, Irfan Kurnia Saleh alias John Irfan Kenway.

Disebutkan, helikopter angkut AW-101 merupakan barang bekas merujuk pada Laporan Investigasi dan Analisis Teknis Helikopter AgustaWestland AW-101 646 PT Diratama Jaya Mandiri oleh Tim Ahli Institut Teknologi Bandung (ITB) Tahun 2017.

Spesifikasi heli AW-101
Helikopter AW-101 dikembangkan perusahaan patungan Westland Helicopters, Inggris dan Agusta, Italia.

Dilansir dari laman helicopters.leonardo.com, heli AW-101 diklaim memiliki desain dan teknologi canggih yang digabungkan dengan daya tahan serta kemampuan terbang jarak jauh.

Sehingga, heli AW-101 memberikan kegigihan operasional untuk semua misi. Fleksibilitas heli AW-101 dan berbagai peralatan on-board-nya memungkinkan operator untuk mengonfigurasi helikopter untuk berbagai kebutuhan.

Heli AW-101 bisa digunakan untuk ragam hal mulai dari angkutan bagi prajurit militer, perbantuan, hingga evakuasi.

Selain itu, AW-101 bisa difungsikan untuk kepentingan operasi maritim hingga urusan search and rescue atau SAR.

Data spesifikasi teknis heli AW-101 Panjang keseluruhan heli AW-101 adalah 22,83 meter dengan tinggi 6,66 meter.

Heli AW-101 ditenagai mesin GE CT7-8E, mesin turboshaft dengan penuh Authority Digital Engine Control (FADEC). Kapasitas heli AW-101 adalah 2 pilot, 1 kru, dan 25 lebih tentara.

Untuk kecepatannya, heli AW-101 dapat melaju hingga 277 kilometer per jam atau 150 knot. Heli AW-101 juga dilengkapi kursi pelontar atau jump seat yang dapat berfungsi ketika keadaan darurat.

Selain itu, heli ini mendukung kemampuan mengisi bahan bakar di udara. Juga terdapat opsi persenjataan, seperti torpedo, rudal udara ke permukaan, dan senapan mesin.

Sebelumnya, terjadi perdebatan tentang rencana pembelian AW-101 sebagai pengganti Super Puma. Alih-alih mempunyai alutsista yang baru dan canggih, sejumlah kalangan malah mencibir langkah KASAU menggunakan AW101 eks pesanan India. ***