“Mereka sekarang makin kesulitan. Bahan makanan kurang, senjata pun tinggal itu-itu saja. Mereka makin terdesak. Apalagi kami terus memburu mereka,” sebut sumber itu.
Adapun Yasin sudah dua kali tertangkap. Pada 3 November 2012, Ustad Yasin pernah ditangkap oleh Densus 88 dan Brimob Polda Sulteng. Ia dituduh memimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) di Poso, organisasi pimpinan Ustad Abu Bakar Ba’asyir, yang terlibat sejumlah aksi teror di Indonesia dan Malaysia. Setelah bebas ia kembali ke Poso.
Nah, sekarang mereka kembali ke wilayah Poso Pesisir Utara dengan pertimbangan di sana adalah basis simpatisan atau pendukung mereka. Mereka dengan mudah mendapatkan logistik di wilayah itu.
“Beberapa waktu lalu, ketika sedang patroli, Satgas Intelijen memergoki seorang pedagang keliling dengan sepeda motor membawa dagangan berupa bahan makanan dan lainnya ke arah Tamanjeka. Setelah kembali semua bawaannya ludes tanpa sisa. Sayangnya pedagang itu tidak sempat kita amankan,” imbuh sumber itu.
Sumber ini memastikan bahwa itu adalah pola pengantaran logistik kelompok ini. Kurir akan meletakan itu di suatu tempat, lalu ada yang menjemputnya.
Tertembaknya Alvin dan Khairul pada 1 Maret 2021 lalu dipastikan pada saat mereka akan menjemput logistik yang disimpan kurir.
Berdasarkan informasi itulah, Komandan Korem 132 Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, MA mengingatkan agar masyarakat setempat berhenti menjadi pendukung kelompok bersenjata ini. Caranya dengan cara tidak lagi memasok informasi dan logistik lainnya kepada mereka. Itu agar operasi ini dapat segera dituntaskan.
Tentara kelahiran Bangkalan, Madura, Jawa Timur, 6 Juli 1969 ini menyatakan pula sembilan anggota kelompok Ali Kalora ini dalam keadan kekurangan makanan dan lainnya.
“Bagi kami sebenarnya mudah melumpuhkan sembilan orang ini bila ditemukan.. Kesulitannya adalah mereka dibantu informasi oleh