Gempabumi dengan Magnitudo 6.0 yang mengguncang wilayah Pamona Tenggara dan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis (24/7/2025) pukul 21.06 WITA menyebabkan ratusan rumah rusak dan ribuan warga terpaksa mengungsi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Tengah telah mengeluarkan siaran resmi terkait gempabumi Poso tersebut.

Di Kecamatan Pamona Tenggara, Desa Tokilo menjadi salah satu yang terdampak gempabumi Poso paling parah. Sebanyak 4 rumah rusak berat dan 21 rumah rusak ringan dilaporkan. Warga di desa ini yang mengungsi tercatat 596 jiwa dari 184 KK, termasuk balita, bayi, lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.

Di Desa Tindoli, kerusakan lebih parah. 70 rumah rusak ringan, 10 rumah rusak berat, serta 1 gereja dan 1 sekolah TK ikut terdampak. Sementara data di Desa Tolambo masih dalam proses pendataan.

Adapun di Kecamatan Pamona Selatan, Desa Pendolo mencatat satu rumah rusak ringan.

Korban Luka dan Pengungsian Massal

Laporan sementara mencatat empat warga mengalami luka ringan, masing-masing dua dari Desa Tindoli dan dua dari Desa Tolambo.

Total warga yang mengungsi akibat gempabumi Poso tercatat sebagai berikut:

  • Tokilo: 596 jiwa (184 KK)
  • Tindoli: 887 jiwa (266 KK)
  • Tolambo: 528 jiwa (159 KK)

Saat ini, BPBD Kabupaten Poso telah mendirikan tenda-tenda pengungsian dan melakukan evakuasi bersama aparat desa. Namun, kebutuhan mendesak masih tinggi, antara lain:

  • Tenda
  • Genset & light tower
  • Alas tidur, selimut, terpal
  • Makanan siap saji
  • Perlengkapan bayi
  • Obat-obatan

BPBD Provinsi Sulteng terus melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan pusat untuk mempercepat penanganan.

“Kami sudah melakukan assessment, evakuasi, dan mendirikan tenda pengungsi. Namun gempa susulan masih terus terjadi, dan warga memilih bertahan di pengungsian,” kata Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM, dalam laporannya.

Adapun situasi di lapangan masih dinamis. Warga diminta tetap waspada, mengingat potensi gempa susulan belum sepenuhnya reda. Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops BPBD Sulteng terus memantau kondisi terkini bersama aparat setempat. ***