Satuan Tugas Madago Raya memastikan akan terus memburu empat orang sisa kelompok Mujahiddin Indonesia Timur. Empat buronan teroris Poso itu diperkirakan bersembunyi di antara wilayah Kabupaten Poso, Parigi Moutong dan Sigi.
Mereka yang saat ini masih terus diburu adalah Suhardin alias Farhan alias Abu Farhan, asal Polewali, Mandar, Sulawesi Barat, Ahmad Algazali alias Ahmad Panjang alias Basir asal poso, Amam alias Galuh alias Nae asal bima dan Jafar alias Sskar alias Pak Guru asal Bima, Nusa Tengara Barat.
Di mana sebenarnya mereka bersembunyi? Dari penyisiran dan penyergapan yang dilakukan Satgas Operasi Madago Raya ditemukan sejumlah lokasi yang menjadi titik persembunyian mereka.
Pada 11 Juli 2021, personel Satgas Tricakti 3, Komando Operasi Gabungan Khusus menemukan sebuah camp di wilayah Batu Tiga, Dusun VI Tokasa, Desa Tanalanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong. Saat itu, Satgas berhasil menembak mati Qatar dan Rukli.
Lalu, pada 18 Juli 2021, Tim Alfa 5 menemukan jejak camp kelompok ini di Pegunungan Buana Sari, Dusun VI Buana sari, Desa Tolai, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong. Sehari sebelumnya, Tim Sogili 3 berhasil menembak mati Ambo alias Abu Alim, salah seorang anggota kelompok MIT di wilayah ini.
Setelah pergerakan mereka kian terjepit sekitar di wilayah Parigi Moutong, pada 9 November 2021, Satgas Madago Raya berhasil mengendus jejak mereka di Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Sementara itu, pada 24 November 2021, Tim Alfa 2 berhasil mencium pergerakan dan menemukan camp kelompok ini, di wilayah Air Terjun Baturiti di dekat hutan damar di Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong.
Dari pola pergerakan ini, dipastikan mereka kian terjepit. Mereka tak bisa lagi melintasi jalur Sausu, Parigi Moutong ke Manggalapi, Sigi lantaran ketatnya penyekatan di wilayah itu.
Sebelumnya di wilayah Salubose ditempatkan 1 Pos Sekat Satgas Madago Raya. Di Salubanga ada pula 1 Pos Sekat. Berikutnya ada Satgas Intelijen di Air Teh dan Pos Kejar di Manggalapi. Itu ditambah lagi dengan patroli rutin. Inilah yang memaksa kelompok ini terpaksa bergerak di medan-medan sulit.
Dari Lembatongoa ke Baturiti, misalnya, mereka harus melalui aliran sungai, menyisiri lereng lalu mendaki punggungan bukit lalu turun. Dalam garis lurus jarak antara Lembantongoa ke Baturiti sekurangnya 19 kilometer. Ketinggian rata-rata wilayah ini antara 350 – 1000 meter di atas permukaan laut.
Apakah mereka terlalu sulit dilumpuhkan? “Mereka hanya beruntung saja.” Begitu penegasan Inspektur Jenderal Rudi Sufahriadi, Penanggung Jawab Kendali Operasi Madago Raya pada suatu waktu. Ia optimis, sisa kelompok ini segera dilumpuhkan. Yang pasti Operasi Madago Raya telah diperpanjang hingga Maret 2022 mendatang. ***