Wakil Penanggung Jawab Kendali Operasi Madago Raya, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf meminta Ali Kalora dan kelompoknya segera menyerahkan diri untuk diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

“Kami imbau saudara-saudara kami yang sembilan orang itu, menyerahlah, turunlah. Kami siap, kami jamin bahwa mereka tidak akan dikerjain, dibunuh dan sebagainya. Tidak. Kami jamin,” demikian disampaikan Farid di Markas Korem 132 Tadulako di Palu, 9 Maret 2021 lalu.

BACA INI JUGA:  Tempo Mendapat Kiriman Kepala Babi

Ia pun menjelaskan filosofi di balik perubahan nama operasi Tinombala menjadi Madago Raya.

https://youtu.be/EPg5oY5Y9bY

“Sebenarnya kami perlu jelaskan, mengapa Operasi Tinombala diubah namanya menjadi Operasi Madago Raya. Kami ingin operasi ini tidak dijalankan dengan kekerasan bahwa kami harus menindak secara tegas dan terukur, membunuhi saudara-saudara kami yang sembilan orang itu,” sebut mantan Komandan Korem 162/Wira Bhakti, Mataram period 2016-2018 ini menjelaskan.

BACA INI JUGA:  Qatar dkk itu Bukan Orang Poso, Danrem: Jadi Tolong, Berhenti Menjadi Simpatisan Kelompok MIT

Farid menyebutkan dipakainya kata Madago Raya yang diambil dari Bahasa Bare’e, bahasa ibu penduduk asli Poso yang maknanya Baik Hati. Ia berharap agar kelompok itu menyerah dan kemudian menjalani proses hukum.

BACA INI JUGA:  Mau Nonton Piala Dunia 2022, Yuk, ini Link Live Streaming Full HD

“Setelah menjalani proses hukum, mereka bisa kembali hidup normal dan berdampingan dengan masyarakat sekitarnya,” demikian hemat perwira tinggi TNI yang pernah menjadi Komandan Brigade Infanteri 13/Galuh, Majalengka, Jawa Barat pada 2011—2013 itu. ***