Group jejaring media sosial Whatsapp dan Facebook, Kamis, 2 April 2020 mulai pukul 23.30 Waktu Indonesia Tengah ramai dengan berita berpulangnya Bupati Morowali Utara, Aptripel Tumimomor. 

Dilaporkan sarjana teknik sipil luaran Universitas Kristen Indonesia Paulus ini sempat dirawat di Rumah Sakit Wahidin Soedirohoesodo, Makassar, Sulawesi Selatan. Rupanya ia dirawat sejak Rabu, 1 April 2020. Sebelumnya ia dirawat di RSUD Kolonodale.

Adalah Mohammad Haris Kariming, juru bicara Pemerintah Provinsi Sulteng yang memberi kabar pasti kepulangan pejabat bertubuh tinggi besar ini. 

Kini, Ipe – sapaan akrabnya – telah bertemu dengan penciptanya pada usia 55 tahun. Ia dimakamkan di Pekuburan Umum Gowa, Sulawesi Selatan. Tak lagi dibawa ke kampung halamannya. Makassar dan Gowa, bukanlah tanah asing untuk ‘tukang insinyur’ ini. Sebelum memutuskan maju bertarung menjadi Bupati tanah kelahirannya, ia kuliah, menjadi pengusaha dan mengajar di Kota Daeng ini.

Mendiang memutuskan maju bertarung menjadi kepala daerah di tanah lahirnya, setelah dimekarkan dari Morowali. Ia meyakinkan diri, ini kesempatan untuk membangun daerahnya; Menjadi Bupati. Maka berpasangan dengan Muhammad Asrar Abd. Samad, politisi Partai Bulan Bintang dan mantan Wakil Ketua DPRD Morowali pada 2009-2014, dia maju bertarung.

Mereka pun menang. Raihan suaranya 18.675 pemilih. Mereka menggungguli empat pasangan lainnya. Bila Tuhan belum memanggilnya, ia saat ini sedang menyiapkan diri maju pada periode keduanya. Namun Sang Pemilik Jiwa berkehendak lain. 

Ipe, putra kebanggaan Hendrik Tumimomor dan Maligene Damantora itu telah tiada. Insinyur teknik sipil kelahiran Kolonedale, 3 April 1966 ini meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak. Istrinya, HO Liliana dan tiga anaknya; Andhyka Haryanto, Arlyn Stevani dan Arfan Irvanoff mengenang Ipe sebagai suami dan ayah yang penuh tanggung jawab. 

Perhatiannya pada pendidikan anak-anaknya termasuk paripurna. Andhyka kini sedang menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Ukrida Jakarta dan Arlyn di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar. Sedang si bungsu Arvan masih duduk bangku sekolah menengah atas. 

Ipe sudah berpulang lalu dimakamkan di hari kelahirannya. Ia sudah bertemu dengan buyutnya Mokole Ede Kamesi bergelar Datu Ri Tana VIII, Raja Mori pada 1907 – 1928 di haribaan Tuhan. Dan semua orang mengenangnya dengan senyum. Lelaki yang murah hati ini pergi dengan kenangan baik dan manis. Usai sudah pengabdian ‘tukang insinyur’ ini di tanah kelahirannya. ***