Seorang anggota polisi dari satuan Densus 88 Antiteror diduga memata-matai Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Jampidsus) Febrie Adriansyah saat makan malam di sebuah restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
Seorng anggota Densus 88 tertangkap basah saat memantau Febrie. Saat dikonfirmasi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo belum memberikan penjelasan.
“Saya baru selesai giat pengamanan WWF di Bali dan masih ada lanjutan meeting beberapa kementerian,” kata Listyo Sigit pada Rabu, 23 Mei 2024.
Dua saksi mata menceritakan bahwa kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 20.00 atau 21.00. Febrie Adriansyah sering mengunjungi restoran yang menyajikan kuliner Prancis tersebut untuk makan.
Pada Ahad pekan lalu, Febrie tiba di restoran bersama satu ajudan dan motor patwal Polisi Militer. Kedatangan Febrie diikuti oleh dua orang yang diduga anggota Densus 88. Mereka berpakaian santai dan datang dengan berjalan kaki.
Salah seorang dari anggota Densus 88 tersebut meminta meja di lantai dua dengan alasan ingin merokok. Namun, pria tersebut selalu mengenakan masker.
Jampidsus Febrie saat itu berada di ruangan VIP di lantai dua dengan dinding kaca. Pria yang belakangan diketahui sebagai anggota Densus 88 itu tetap mengenakan maskernya dan hanya sesekali merokok. Pria tersebut kemudian mengarahkan alat yang diduga perekam ke arah ruangan Febrie.
Polisi militer yang mengawal Jampidsus pun curiga dengan pria tersebut. Febrie belakangan dikawal polisi militer TNI atas bantuan pengamanan dari Jaksa Agung Muda Bidang Militer karena Jampidsus sedang menangani kasus korupsi besar, termasuk kasus tambang. Apalagi, penyidik Kejagung juga mendapatkan intimidasi saat menggeledah di Bangka Belitung dalam menangani kasus timah.
Saksi mata menyebut bahwa ketika dua anggota Densus 88 berlari keluar restoran, satu di antara mereka langsung dirangkul oleh polisi militer sementara yang lain lolos. Saat menangkap satu anggota Densus 88, sumber tersebut mengatakan tidak ada keributan yang terjadi.
Polisi militer dengan cepat membawa anggota Densus 88 menjauh dari restoran untuk diinterogasi.
“Mungkin karena sama-sama pejabat, jadi tidak mau ribut,” katanya.
Selain dua anggota Densus 88 yang masuk ke restoran, ada beberapa orang yang terlihat memantau Febrie Adriansyah dari luar. Beberapa dari mereka terlihat dari beberapa titik sekitar 50 meter dari restoran.
“Setelah ditangkap, yang di luar restoran lari. Ternyata sedang memantau,” kata sumber tersebut. Satu anggota polisi yang tertangkap dibawa pergi dengan mobil oleh pengawal Febrie.
Setelah menangkap satu anggota Densus 88, Febrie disebut menghubungi Kabareskrim Polri untuk meminta penjelasan. Namun, Komjen Wahyu Widada mengklaim tidak tahu menahu dan meminta agar anggota Densus tersebut dibebaskan. Namun, Jampidsus Febrie enggan melepaskannya.
Mengutip Tempo, Jampidsus juga melapor kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin mengenai kejadian ini. ST Burhanuddin lantas menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Setelah obrolan antara pimpinan penegak hukum itu, anggota Densus 88 tersebut dijemput oleh Paminal. Namun, seluruh data di telepon seluler anggota Densus 88 itu telah diambil oleh tim Jampidus. Ketika dikonfirmasi mengenai ini, Febrie tidak merespons.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana, juga enggan mengomentari peristiwa itu. Dia menyebut tidak mendapatkan informasi mengenai kejadian tersebut. “Saya belum dapat informasinya,” kata Ketut saat dihubungi pada Kamis, 23 Mei 2024. ***