Jam menunjukkan pukul 21.03 WITA, Selasa malam, 29 Maret 2022, ketika api menjilat sisi utara Pasar Inpres Manonda, Kota Palu. Dalam hitungan menit, kobaran merah melahap los-los pakaian, jilbab, hingga sepatu yang berdempetan nyaris tanpa jarak. Asap menutup langit. Teriakan pedagang bercampur suara sirine pemadam kebakaran yang tersendat masuk ke lorong pasar sempit yang seperti labirin.
Dalam laporan media saat itu, disebutkan seorang petugas pemadam nyaris pingsan karena kekurangan oksigen. Satu per satu ruko ambruk, ratusan lapak habis dilalap api. Penyebabnya? Seperti biasa: “korsleting listrik.”
Itulah kebakaran terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah pasar ini. Tapi bukan yang pertama.
Pasar ini berdiri atas permohonan pedagang bernama Hi. Amin kepada Camat Palu Barat saat itu, Syachbuddin Labadjo. Pasar ini awalnya hanyalah kumpulan lapak-lapak kayu yang berkembang secara organik sejak 1970-an.
Pada 1972, Bupati Donggala Azis Lamadjido meresmikannya sebagai pasar sentral. Nama resminya: Pasar Inpres Manonda.
Pada 1989, pasar diperluas dan diresmikan kembali sebagai pasar semi modern seluas hampir 50 ribu meter persegi. Namun, pembangunan yang tak pernah benar-benar tuntas, ditambah lonjakan jumlah pedagang dari berbagai etnis, membuat penataan pasar kacau.
Laporan Studi St Hamdana Utari, Magister Perencanaan Wilayah Pedesaan dari Pascasarjana Universitas Tadulako pada 2015 menyebutkan bahwa Pasar Inpres Manonda mengalami pergantian kewenangan pengelolaan. Semula merupakan milik Pemerintah Kabupaten Donggala, lalu pada sekitar 1994 dialihkan kepada Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Pada 2009, beralih di bawah kendali Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Kota Palu
Berikut catatan lengkap kebakaran demi kebakaran yang melanda Pasar Inpres Manonda Kota Palu sejak 1992.
🟩 2025 – Kebakaran di Los Kue dan Barang Campuran
- Tanggal: 22 Juli 2025 (pukul 18.30 WITA)
- Kerugian: Belum ada data resmi, sejumlah los pedagang kue dan barang campuran terbakar.
- Penyebab: Diduga kuat korsleting listrik, namun belum ada laporan resminya.
🟩 2022 – Kebakaran Terbesar dalam Dua Dekade
- Tanggal: 29 Maret 2022 (pukul 21.00 WITA hingga dini hari)
- Kerugian: ± 200 lapak terbakar, terutama pedagang pakaian, jilbab, dan sepatu. Kerugian ditaksir miliaran rupiah.
- Penyebab: Diduga kuat korsleting listrik karena instalasi liar dan sambungan ilegal tanpa izin PLN.
- Dampak: Banyak pedagang kehilangan seluruh barang dagangan. Legislator menyebut pasar sangat rawan kebakaran karena minim sarana pemadam (hydrant, APAR, jalur evakuasi).
- Respon: Pemkot Palu berjanji membantu, namun terganjal masalah administratif dan status lahan.
🟧 2019 – Kebakaran Kecil di Los Warung
- Tanggal: 26 Juni 2019
- Kerusakan: Hanya satu bagian los terbakar.
- Penyebab: Diduga akibat korsleting, namun cepat dipadamkan.
- Catatan: Tidak menimbulkan kerugian besar, tapi menambah daftar panjang insiden kebakaran.
🟨 2018, 2016, 2015 – Rangkaian Kebakaran Menjelang Ramadan
- Lokasi: Utamanya di bagian penjualan ikan dan pakaian.
- Penyebab: Umumnya diduga korsleting listrik, namun tidak pernah dipastikan secara forensik.
- Dampak: Beberapa pedagang mengalami kerugian berulang kali dalam kurun waktu 3 tahun.
🟥 2007 – Kebakaran Besar
- Tanggal: 16 Juni 2007
- Dampak: Puluhan lapak hangus terbakar.
- Keterangan: Petugas pemadam mengalami kesulitan menjangkau titik api karena akses jalan pasar yang sempit dan tertutup bangunan semi permanen.
🟥 2005 – Kebakaran Besar
- Tanggal: 23 Agustus 2005
- Dampak: Merusak sebagian besar blok pasar.
- Penyebab: Tidak jelas, namun kuat dugaan akibat instalasi listrik liar dan tidak adanya sistem pencegahan kebakaran.
- Catatan: Ini menjadi titik awal kekhawatiran warga akan kerentanan Pasar Inpres terhadap kebakaran.
🟥 2004 – Kebakaran Besar
- Tanggal: 12 Juni 2004
- Dampak: Merusak sebagian besar blok pasar. Kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
- Penyebab: Tidak jelas, namun kuat dugaan akibat instalasi listrik liar dan tidak adanya sistem pencegahan kebakaran.
🟥 1992 – Kebakaran Besar
- Tanggal: 1992
- Dampak: Merusak sebagian besar blok pasar. Kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
- Penyebab: Tidak jelas, namun kuat dugaan akibat instalasi listrik liar dan tidak adanya sistem pencegahan kebakaran dan pasar dalam keadaan semrawut.
Catatan Khusus:
- Dari catatan yang ada pasar ini mulai mengalami kebakaran yang waktu kejadiannya rata-rata malam hari sejak 1992 hingga 2022, diitambah lagi dengan kebakaran pada Selasa (22/7/2025).
- Beberapa spekulasi publik menyebut kebakaran-kebakaran tersebut juga bisa terkait dengan motif relokasi pasar atau permainan oknum tertentu (meskipun tidak terbukti secara hukum).