Di zaman dahulu kala, di tengah hutan belantara yang subur di wilayah Uwentira, terdapat sebuah kerajaan rahasia yang tak terlihat oleh mata manusia biasa. Kerajaan ini adalah rumah bagi para jin yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan perkasa.

Raja Jin Uwentira, yang dikenal dengan nama memerintah dengan kebijaksanaan dan keadilan di dalam kerajaannya yang gaib. Jin-jin yang hidup di bawah pimpinannya menjalani kehidupan yang makmur dan damai di bawah bayang-bayang pepohonan lebat dan air terjun yang menakjubkan.

Namun, kehidupan mereka terancam ketika seorang manusia dari desa terdekat, Lalangga namanya, nekat memasuki wilayah hutan yang dijaga ketat oleh para jin. adalah seorang pemuda pemberani yang memiliki tekad untuk menjelajahi dunia yang belum terjamah oleh manusia biasa. Perawakannya tinggi besar. Olehnya ia diberi nama Lalangga.

Ketika ia masuk ke wilayah hutan terlarang, dia secara tak sengaja menemukan gerbang menuju kerajaan jin. Terpesona oleh keindahan dan keajaiban yang tersembunyi di dalamnya, Lalangga terus menjelajahi kerajaan jin tersebut, tanpa menyadari bahaya yang mengintai.

Ketika Lalangga mencapai istana Raja Bahari, dia disambut oleh para jin penjaga yang marah dan ingin mengusirnya. Namun, Raja Simulajadi melihat keberanian dan keingintahuan dalam hati pemuda berparas elok itu, dan dia memutuskan untuk memberinya kesempatan untuk menjelaskan tujuannya.

Lalangga menjelaskan bahwa dia datang dalam kedamaian, tanpa maksud jahat, dan hanya ingin mempelajari kehidupan yang berbeda di luar dunia manusia. Mendengar penjelasan Alim, Raja Simulajadi pun tergerak hatinya dan memutuskan untuk mengampuninya, dengan syarat bahwa dia tidak akan membeberkan rahasia kerajaan jin kepada manusia lain.

Lalangga bersumpah untuk menjaga rahasia tersebut, dan sebagai imbalannya, Raja Lalangga memberinya pengetahuan yang berharga tentang kehidupan dan alam semesta yang tak terlihat oleh manusia biasa. Ia pun diberi anugerah mata yang mampu melihat menembus alam gaib. Kata Raja Simulajadi, itu agar Lalangga bisa menyapa bangsa jin yang berada di dekat tempat tinggalnya. Diharapkan pula, Lalangga bisa memberitahu orang lain agar mereka tak mengganggu tempat tinggal Bangsa Jin bila mereka mendirikan permukiman baru.

Setelah mendapatkan pengetahuan itu, Lalangga kembali ke desanya dengan hati yang penuh rasa syukur dan pengalaman yang tak terlupakan.

Kepada Lalangga juga dijelaskan bahwa waktu di alam jin berbeda dengan waktu di alam manusia. Sehari di alam jin sama dengan 10 tahun di alam manusia. Itu agar Lalangga tidak kaget ketika pulang ke desanya. Lalangga sendiri mereka bahwa ia cuma sebentar berada di alam jin, padahal sudah 10 tahun ia dianggap jadi orang hilang di desanya.

Sejak itu, legenda tentang kerajaan jin di Uwentira tetap menjadi cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi, mengingatkan kita akan keajaiban alam semesta yang luas dan keberanian untuk menjelajahi dunia yang belum terjamah. Adapun kabar tentang Lalangga tak terdengar lagi setelahnya. Ia menjaga rahasia alam jin hingga akhir hayat seperti janjinya kepada Raja Simulajadi.

Tak ada yang benar-benar memastikan di mana lokasi itu, namun dari kesaksian orang-orang yang mengaku pernah terjebak di dalamnya, letaknya berada di jalur Kebun Kopi Palu-Parigi. Dulu penandanya adalah Jembatan Kayu milik Belanda. Namun kini sudah berganti jembatan beton berwarna kuning.

Dikisahkan pula bahwa kehidupan di alam jin Uwentira begitu modern dan makmur. Lalu lintas ramai. Teknologi mereka pun maju. Untuk bepergian, masyarakatnya juga menggunakan pesawat terbang.

Apakah Anda percaya kisah Kerajaan Jin ini benar adanya? Tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Wallahu A'lam Bishawab. ***

Disklaim: Naskah dalam kisah ini dibuat dengan menggunakan AI – Artificial intelligence/Kecerdasan Buatan. Sementara foto dibuat dengan Image Creator Bing.com besutan Microsoft.