Pada suatu masa tersebutlah seorang putri berparas rupawan. Putri Nokilolaki namanya. Ia tinggal di sebuah pulau di tengah danau yang dikelilingi oleh hamparan pasir putih dan air jernih membiru. Di pulau itu terdapat pula sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang ratu yang adil dan bijaksana.
Putri Nokilolaki adalah anak semata wayang. Ia besar dengan Ibunda Ratu Lamomi. Ayahnya meninggal saat Putri Nokilolaki masih di dalam kandungan.
Putri Nokilolaki adalah seorang wanita yang cantik dan berhati baik. Ia dicintai oleh semua orang di kerajaan karena kebaikan dan kelembutannya. Namun, keunikan terbesar Putri Nokilolaki adalah bahwa dia memiliki sayap yang indah, yang memberinya kemampuan untuk terbang di langit biru yang luas.
Kisah ini bermula dari kisah cinta antara Putri Nokilolaki dengan seorang pangeran dari kerajaan tetangga. Marangga, namanya. Mereka bertemu saat Pangeran tersebut tersesat di perairan sekitar pulau dan diselamatkan oleh Putri Nokilolaki. Cinta mereka tumbuh dalam kebersamaan, dan mereka berjanji untuk saling mencintai dan setia satu sama lain.
Namun, kebahagiaan mereka terganggu oleh kedatangan Dentu, seorang penyihir jahat yang iri pada kecantikan dan kebahagiaan Putri Nokilolaki. Dengan kekuatan sihirnya, penyihir itu memutuskan untuk menculik Putri Nokilolaki dan menjebaknya di dalam sebuah gua di puncak gunung yang terjal.
Pangeran yang putus asa berusaha mencari dan menyelamatkan Putri Nokilolaki, tetapi ia terjebak dalam perangkap sihir penyihir tersebut. Dalam keputusasaannya, ia berdoa kepada dewa-dewi langit agar membantunya.
Mendengar doa Pangeran Marangga yang tulus, dewa-dewi langit mengirimkan bantuan dalam bentuk seorang burung elang sakti yang memiliki kekuatan luar biasa. Dengan bantuan burung elang itu, Pangeran berhasil menemukan gua tempat Putri Nokilolaki ditawan.
Dengan keberanian dan kekuatan cinta mereka, Pangeran dan Putri Nokilolaki berhasil melawan sihir penyihir. Penyihir itu pun tewas dalam pertatungan dengan Marangga. Namun, dalam prosesnya, Pangeran terluka parah.
Putri Nokilolaki, yang merasa bersalah atas penderitaan yang dialami oleh Pangeran, memutuskan untuk merawat Pangeran Marangga di dalam gua di puncak gunung tempat penyihir itu. Apalagi di tempat itu sangat indah. Ada sumber air dari air terjun yang muncul di samping gua.
Di situlah, Pangeran disembuhkan dan kembali pulih. Disaksikan para dewa-dewi, Pangeran Marangga dan Putri Nokilolaki pun hidup bersama sebagai suami istri. Mereka hidup bersama dalam damai dan kebahagiaan, membangun rumah tangga yang kuat dan penuh cinta. Mereka beranak pinak di sana sampai berkembang menjadi beberapa keturunan.
Sayang, gempa bumi dahsyat kemudian membuat mereka tercerai-berai. Tak ada lagi yang tahu di mana keberadaan Putri Nokilolaki dan Pangeran Marangga.
Tak banyak pula yang tahu Kisah cinta Putri Nokilolaki dan Pangeran Marangga ini. Hanya saja penduduk setempat selalu meminta orang yang naik ke puncaknya untuk selalu berhati-hati dan tidak membuat keributan. Mereka akan kehilangan mata jalan bila melanggar pantangan itu. Sesekali, penduduk setempat sayup-sayup mendengar orang bercengkrama dan tawa riang melewati kanopi pepohonan yang tumbuh lembat.
Di kemudian hari, puncak gunung tempat tinggal kedua makluk manusia yang hidup berkasih-kasihan itu dinamai sebagai Gunung Nokilolaki. ***