Sejumlah pria yang tergabung dalam aksi massa di Nabire, Papua, pada Jumat (5/4/2024), dilaporkan telah melakukan pemerkosaan terhadap dua perempuan dewasa. Para korban pemerkosaan tersebut adalah A (24 tahun) dan RD (27 tahun).

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres , AKP Bertu Hardiyka Eka Anwar, menyatakan bahwa kedua korban merupakan warga sipil.

Kejadian pemerkosaan dilaporkan terjadi sekitar pukul 12.00 WIT di Jalan Jayanti, Distrik Nabire, Kabupaten Nabire, Tengah. AKP Bertu Hardiyka Eka Anwar menjelaskan kronologi kejadian tersebut.

“Ikuti kronologinya, kedua korban sedang menggunakan sepeda motor dari arah Smoker menuju SP,” ujar dia.

Kedua korban memilih melewati jalan alternatif Jayanti untuk menghindari massa aksi di jalan utama Nabire.

Namun, tepat di depan daerah bambu kuning Jayanti, mereka dihadang oleh massa yang kemudian dipukul mundur oleh pihak keamanan.

Kedua korban juga dihadang oleh massa menggunakan rantai selama perjalanan mereka.

“Karena dalam keadaan panik, kedua korban meninggalkan kendaraan mereka dan berlari mencari pertolongan,” katanya.

Dalam keadaan panik tersebut, kedua korban bertemu dengan seorang ibu dan meminta perlindungan.

“Ibu tersebut segera memberikan pertolongan dan menyembunyikan mereka,” ungkapnya.

Namun, massa terus mencari mereka.

“Massa juga sempat bertanya kepada ibu yang membantu kedua korban, namun ibu tersebut menyatakan tidak mengetahui keberadaan mereka,” tambahnya.

Meski begitu, massa tetap memaksa masuk dan merusak pintu rumah ibu yang memberikan perlindungan kepada kedua korban.

“Massa menemukan kedua korban dan korban langsung berusaha melarikan diri, tetapi mereka ditangkap oleh massa dan kemudian mengalami kekerasan,” katanya. Kedua perempuan tersebut juga mengalami pemerkosaan.

“Kedua korban dipukul, ditendang, dan diperkosa. Korban pertama diperkosa sebanyak lima kali, sementara korban kedua diperkosa sebanyak tujuh kali,” jelasnya.

Setelah melakukan pemerkosaan, para pelaku langsung melarikan diri. Selain itu, satu sepeda motor dan dua ponsel milik korban juga dirampas.

Sementara itu, korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Nabire oleh pihak keamanan untuk mendapatkan perawatan medis dan pemeriksaan visum dokter.

“Selanjutnya, setelah kondisi korban membaik, mereka akan segera membuat laporan polisi untuk ditindaklanjuti,” kata AKP Bertu.

Dia menegaskan bahwa pihaknya akan berupaya mencari dan menindak tegas para pelaku, karena ini adalah tindak pidana yang dilakukan di luar dari aksi unjuk rasa.

“Kami tetap berkomitmen untuk menangkap dan menghukum para pelaku,” tegasnya.

AKP Bertu juga berharap agar keluarga korban tetap tenang dan mempercayakan semuanya kepada pihak kepolisian.

“Kami akan melakukan pencarian terhadap para pelaku dengan optimal,” pungkasnya. ***