Hal yang sangat disayangkan adalah; Anwar Hafid dan Sigit Purnomo Said urung turun berlaga di Pemilihan Gubernur Sulawesi Tengah 2021-2024. Padahal mereka adalah orang-orang muda yang produktif. Anwar berusia 52 tahun dan Sigit yang dikenal sebagai Pasha Ungu barulah 40 tahun usianya.
Bila saja mereka ikut, maka pemilihan gubernur Sulawesi Tengah bakal kian berkualitas. Sebab pemilih diberi pilihan yg beragam.
Materi kampanyenya pun jadi lebih cerdas. Sekarang karena cuma dua pasang, maka tidak bisa dielakan akan ada isu soal usia. Dan ini tidak sepenuhnya keliru. Oleh karena faktor usia memang berpengaruh pada produktifitas manusia.
Sekarang hanya ada pasangan Mohammad Hidayat Lamakarate – Bartholomeus Tandigala dan Rusdi Mastura – Ma’mun Amir yang bakal berlaga di arena.
Lalu orang kemudian membincangkan usia mereka yang terpaut jauh. Mohammad Hidayat Lamakarate saat ini baru berjalan 50 tahun usianya, dan Bartholomeus Tandigala menginjak usia 59 tahun.
Bagaimana dengan Rusdy Mastura. Ia kelahiran Palu, 8 Februari 1950. Artinya saat ini ia sudah cukup tua. Usianya sudah 70 tahun.
Sementara, pasangannya Ma’mun Amir, lahir di Luwuk, 1 November 1952. Umurnya sama dengan Longki Djanggola yang pada Juni 2021 nanti telah mengakhiri masa baktinya sebagai Gubernur Sulteng. Ma’mun berumur 68 tahun.
Gubernur Longki sendiri pernah bicara soal umurnya. Menurutnya, meski tetap fit pada usianya kini dengan berolahraga rutin, namun umur tak bisa menipu.
“Ini sunatullah, hukum alam, sesuatu yang tak bisa ditolak. Tidak perlu memaksakan diri melakukan banyak aktifitas. Itulah mengapa saya mendorong orang-orang muda memimpin daerah ini. Mereka masih punya energi untuk menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan dengan segenap kekuatan fisik dan pikirannya,” sebut Longki.
Dalam analogi sederhana, orang tua berusia 60 tahun atau 70 tahun tak mungkin mampu mengangkat beras sekarung.
Tentu ada sanggahan atas analogi ini, misalnya; “kan dia punya pembantu yang akan melakukan itu.”
Betul! Namun performa personal, penampilan orang di pucuk sebuah organisasi apapun itu akan berpengaruh hingga ke bawah.
Coba kita simak catatan berikut ini:
Longki Djanggola menjadi Gubernur Sulteng pasca HB Bandjela Paliudju berusia 59 tahun pada 2011.
Lalu, Ganjar Pranowo menjadi Gubernur Jawa Tengah pada usia 45 tahun.
Sedang Ridwan Kamil menjadi Gubernur Jawa Barat pada usia 47 tahun.
Adapun Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta pada usia 48 tahun.
Bahkan Presiden Jokowi menjadi Presiden RI pada usia 53 tahun.
Satu lagi contohnya: Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan RI, menjadi Komandan Jenderal Korps Pasukan Khusus pada usia 45 tahun.
Menilik catatan itu, maka tak mungkin kita menafikan faktor usia calon pemimpin daerah kita.
Bahkan mengulik sejarah rasul-rasul; Muhammad SAW menerima perintah Allah SWT sebagai rasul pada usia 40 tahun. Dan tugas kerasulannya berakhir pada usia 63 tahun di saat ia menutup usia.
Dalam rentang usia itu Islam yang dibawa Muhammad SAW menyebar luas hingga ke seantero muka bumi. Muhammad muda adalah seorang yang sangat produktif, cakap dan mumpuni.
Jadi, sekali lagi tiada yang bisa menyanggah, bahwa ukuran usia adalah faktor penting dalam soal memilih pemimpin. Masa dinas aparatur sipil negara pun disesuaikan dengan usia, sebab – lagi-lagi – usia itu menentukan produktifitas seseorang.
Bagaimana pandangan Anda? ***