Rampi adalah salah satu suku sekaligus menjadi nama kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Mereka hidup jauh terisolir di barisan pegunungan Kambuno. Suku ini dikenal kental adat budaya dan tradisinya. Kabarnya, masyarakatnya ramah, sopan dan terbuka bagi pendatang.

Salah satu tradisi yang masih mereka jaga adalah morere pinatuvu, atau menyembelih hewan ternak yang disiapkan untuk jamuan pernikahan. Menurut salah seorang tetua Suku Rampi, Yorim Biri, tradisi ini rutin diadakan saat pernikahan anak sukunya.

“Sapi ini disembelih dengan cara adat Rampi dan disiapkan untuk perjamuan dalam pernikahan adat nantinya,” sebut Yorim di Palu, Minggu, 28 Maret 2021 saat menghadiri pesta adat kerabatnya.

Saat ini, anak suku Rampi telah hidup tersebar hampir di seluruh seantero Sulawesi. Di Sulawesi Tengah, kita bisa menemukan komunitas suku ini di Dataran Pamona, Lembah Napu, Besoa dan Bada di wilayah Kabupaten Poso. Adapula yang tersebar di Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong. Tentu saja tetap ada yang memilih bertahan di tanah kelahirannya.

Meski diketahui akses transportasi menuju Rampi, tanah lahir suku ini begitu sulit. Simak saja, bagi kamu berada mereka bisa menempuhnya dengan transportasi udara dari Bandar Udara Masamba ke Bandar Udara Rampi. Sementara jalur daratnya cuma bisa dilalui dengan sepeda motor yang sudah dimodifikasi ala trail. Bila berjalan kaki, jauhnya 3 – 4 hari perjalanan. Jaraknya dari Masamba kurang lebih 86 kilometer.

https://youtu.be/ccFzvJeKTn0