Bila kita menyusuri Bencoolen St di Singapura, sebelum mampir di Seven Eleven membeli sebotol dua minuman atau menyantap sepiring dua makan siang Anda, sempatkanlah singgah di Bencoolen Mosque. Luangkan pula waktu untuk menunaikan shalat di sana.

Dalam Bahasa Indonesia dan Malay kita sebut saja ini Masjid Bengkulu. Iya, sebab Bencoolen adalah nama Bengkulu, salah satu wilayah Provinsi di Indonesia dalam Inggris.

Pada 1875, Bengkulu memang masuk sebagai wilayah koloni Kerajaan Inggris. Pada 1818 – 1824 Sir Stamford Raffles yang tersohor itu memimpin Bengkulu sebagai Lieutenant-Governor di bawah Pemerintahan Benggali, India.

Tak berapa lama, Raffles yang dikenal memang cerdas itu berhasil membujuk East Indies Company (EIC) perusahaan perdagangan Inggris untuk membangun pelabuhan baru yang menguntungkan. Maka dipilihlah Singapura olehnya. Itu setelah dia berhasil membujuk Temenggung Johor dan Tengku Abdul Rahman untuk takluk kepada Inggris.

Pembangunan Pelabuhan baru tentu saja membutuhkan tenaga kerja, maka orang-orang Bengkulu dan Tamil yang bekerja pada Inggris kemudian hijrah ke Singapura. Kebetulan karena mereka adalah Muslim maka beberapa tahun kemudian, tepatnya pada 1825 mereka mulai membangun Bencoolen Mosque yang berdiri hingga hari ini.

Masjid ini mampu menampung 1.100 jamaah. Sangat ramai pada saat Shalat Jumat karena jamaahnya adalah pekerja kantoran di sekitar wilayah itu.

Saat ini, Bencoolen Mosque terintegrasi dengan Somerset Bencoolen, apartemen 12 lantai di Bencoolen Street.

Papan jadwal shalat dan informasi lainnya di Masjid ini disajikan dalam Inggris dan tulisan Sanskrit. Bahkan di awalnya ditawarkan pula pengajaran agama dalam Bahasa Tamil, India di Masjid ini.

#bencoolen #bengkulu #inggris #benggali #tamil #singapore #bencoolenstreet #bencoolenmosque #somersetbencoolen #SirStamfordRaffles