Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Inspektur Jenderal Polisi Rudy Sufahriadi menyatakan bahwa tinggal seorang DPO Terorisme Poso yang kini terus diburu, dia adalah Pak Guru alias Askar.
“Dari koordinasi saya dengan Detasemen Khusus 88 diketahui dari temuan jejak di lapangan, bahwa DPO tinggal satu orang, yakni Pak Guru alias Jaid. Nae alias Galuh kemungkinan tertembak, namun kami terus mencari keberadaan jenazahnya,” sebut Rudy di Kantor Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Rabu, 18 Mei 2022 lalu.
Sebenarnya siapa Pak Guru ini? Siapa nama aslinya, apa keahliannya dan dari mana dia berasal? Berdasarkan penelusuran jafarbuaisme.com dan laporan intelijen ini identitas asli Pak Guru.
Namanya mulai dimasukkan dalam pencarian orang orang (DPO) yang dikeluarkan Detasemen 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Indonesia sejak 2014. Ia tercatat dengan nama Askar alias Jaid alias Pak Guru alias Hamzah.
Dia terlahir dengan nama Alikhwarisman pada Kamis, 3 November 1988 sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Keluarganya sudah lama bermukim di Desa Dumu, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Ia kemudian menetap di Dompu. Sejak 2012, ia aktif di keanggotaan Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) setempat.
Pak Guru ke Poso
Sementara, pada November 2014, Askar alias Jaid alias Pak Guru alias Hamzah datang ke Poso, Sulawesi Tengah memenuhi undangan Santoso alias Waluyo alias Abu Wardah untuk melatih asykari di wilayah Tamanjeka, Kecamatan Poso Pesisir Utara.
Keahlian utamanya adalah meracik dan merakit bom. Keahlian itulah yang diajarkan pada asykari yang dipimpin oleh Santoso saat itu.
Karena keahliannya itu pula kelompok ini selalu bisa memakai bom dalam serangan-serangan mereka.
Lelaki ini dikenal lincah bergerak di lapangan. Maklum tingginya hanya sekitar 155 centimeter. Rambutnya panjang berombak dan sering diikat. Wajahnya lonjong dengan hidung bulat kecil dan berbibir tebal. Ia menjadi andalan kelompok MIT saat mereka masih berkekuatan penuh.
Keberadaannya sempat tercium pada Sabtu, 9 April 2022 di Salubanga, Kecamatan Sausu, Parigi Moutong. Saat itu personil dari Pos Sekat Operasi Madago Raya di Salubanga mengejarnya namun kehilangan jejak.
Adapun di mana sebenarnya lokasi persembunyian dan bagaimana pola pergerakannya di sekitar perbatasan Poso, Parigi Moutong, dan Sigi? Laporannnya akan segera disajikan di jafarbuaisme.com. ***