Pada Sabtu, 22 Maret 2025, sebanyak 46 guru dan tenaga kesehatan yang bertugas di Kabupaten Yahukimo, Papua, dievakuasi ke Wamena, Kabupaten Jayawijaya, dan Sentani, Kabupaten Jayapura, setelah serangan brutal oleh Kelompok Kriminal Bersenjata – KKB – Papua. Evakuasi dilakukan menggunakan pesawat perintis milik Adventist Aviation Indonesia.
Langkah tersebut diambil setelah serangan mematikan yang terjadi pada Jumat, 21 Maret 2025, di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo. Enam orang, terdiri dari guru dan tenaga medis yang bertugas di Sekolah Dasar Yayasan Pendidikan Kristen (SD YPK) dan Puskesmas Anggruk, tewas dalam insiden serangan KKB Papua tersebut.
Zet Saalino, pengurus Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Provinsi Papua, menyampaikan bahwa di antara para korban yang dievakuasi terdapat warga Toraja. Saalino yang segera menjenguk mereka di Mess Advent Doyo Baru, Kabupaten Jayapura, mengungkapkan bahwa 38 orang telah dipindahkan ke Jayapura, sementara delapan lainnya masih berada di Wamena.
“Informasinya, ada 38 orang yang telah diterbangkan ke Jayapura, sedangkan delapan lainnya masih berada di Wamena,” kata Saalino dalam keterangan yang dikirimkannya ke media pada Minggu, 23 Maret 2025.
Pihak militer, melalui Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Candra Kurniawan, mengonfirmasi bahwa empat dari enam korban yang tewas dalam serangan KKB Papua itu telah teridentifikasi. Mereka adalah tiga guru dan satu tenaga kesehatan: saudari T, saudari F, saudara F, dan saudari I. Dua korban lainnya masih dalam proses identifikasi.
Serangan ini juga memicu permintaan evakuasi dari sejumlah distrik di sekitar Anggruk. “Hari ini, para guru dan tenaga medis dari distrik-distrik lain seperti Heriyapini, Kosarek, Ubalihi, Nisikni, Disteik, Walma, dan Kabiyanggama juga telah diungsikan,” ungkap Candra.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sembom, mengonfirmasi melalui siaran pers bahwa mereka telah membunuh enam orang guru dan tenaga medis, serta membakar rumah-rumah yang dianggap sebagai markas agen intelijen.
Insiden serangan brutal KKB Papua ini menambah ketegangan yang terus berlanjut di Papua, di mana konflik antara kelompok separatis dan aparat keamanan semakin memanas. ***