Di antara warga yang bermusyawarah di Kantor Polsek Palu Barat, Sabtu (19/8/2023) ada seorang tokoh yang dikenal sebagai Habib Rotan. Selalu berpakaian serba hijau. Mulai dari kopiah sampai sarung. Soal sarung itu ciri khasnya, sebab ia jarang memakai celana panjang atau celana cingkrang. Ia juga dikenal sebagai pengasuh Majelis Dzikir Nurul Khairaat.

Siapa sebenarnya sosok ini? Ia adalah Habib Shaleh Al Aydrus dari Poso. Kenapa disebut Habib Sholeh rotan? Sebab ia selalu beliau selalu membawa rotan. Ini bukan rotan biasa. Ini rotan bertuah. Bila ada orang jahat, lalu dipukulkan rotan itu, nasibnya pasti sudah dipastikan: Pingsan.

Satu waktu, saat ditanya apa tuah rotan itu? Habib Shaleh cuman bilang: “Ini rotan ana tidak isi senjata apa-apa. Ana cuma isi rotan ana ini dengan Ratib Al Haddad.”

Dan memang begitulah, setiap hari beliau dan santrinya selalu mengamalkan Ratib Al Haddad. Berkat amalan tersebut dan izin dari Allah SWT, rotan tersebut kalau dipukulkan kepada orang jahat, tulang-tulang rasanya remuk.

mulai terkenal saat kerusuhan Poso 1998-2001. Habib Rotan dengan pasukannya yang juga bersenjata rotan menghalau para perusuh yang hendak masuk ke Kayamanya, Poso. Bahkan kerap para perusuh langsung mundur saat melihat ada pasukan Habib Rotan menghadang langkah mereka.

Hari ini, ia kembali menunjukkan tuah rotannya itu. Kesalahpahaman antarmasyarakat di kompleks Manonda, Sabtu (19/8/2023) akhirnya bisa diredam. Gerak cepat Danramil Palu Barat, Kapolsek Palu Barat dan Pimpinan Majelis Dzikir Nurul Khairaat Habib Muhammad Saleh Al Aydrus memastikan situasi keamanan dapat dikendalikan.

Danramil Palu Barat, Kapolsek Palu Barat, Al Aydrus bersama sejumlah tokoh masyarakat lainnya, Sabtu (19/8/2023) bertemu di Mapolsek Palu Barat untuk memastikan masalah ini dapat diselesaikan secepatnya.

Kapolsek Palu Barat, AKP Rustang menjamin kasus yang mengakibatkan tiga orang terluka ini akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Ia berjanji bahwa pelaku akan diamankan secepatnya.

Untuk mendinginkan situasi Habib Saleh Al Aydrus yang lebih dikenal sebagai Habib Rotan dan dituakan di kalangan masyarakat Suku Da'a di lereng pegunungan bagian barat Kota Palu meminta agar warga suku asli itu untuk tidak ke pasar selama dua hari ini.

“Saya minta warga Da'a hari ini dan besok tidak usah ke pasar dulu. Tenangkan dulu pikiran. Jangan melakukan hal melanggar hukum. Saya tugaskan beberapa orang untuk patroli. Saya juga akan patroli. Kalau ada orang Da'a ke pasar, suruh pulang,” pinta Habib Rotan di depan massa yang rerata memegang tongkat rotan dan memakai siga, tutup kepala khas Suku Kaili. ***