Laman situs Beritalima.com menulis; Warga Ampana, Kabupaten Tojo una-una Sulawesi Tengah dihebohkan penemuan sesosok mayat laki-laki di sebuah rumah Dekat Bandara Tanjung Api Ampana, Jum’at (17/1/2020).

Pria yang tergeletak tak bernyawa itu, berdasarkan informasi warga diketahui bernama Ansar (60), warga kelurahan Dondo,kecamatan Ratolindo Kabupaten Tojo Unauna.

Berita ini pun viral, itu lantaran laman BeritaLima.com memberi judul beritanya: Ditemukan Mayat Gantung Diri Dekat Bandara Tanjung Api Ampana.

Situs berita yang beralamat di Surabaya itu melanjutkan beritanya seperti berikut ini:

“Berdasarkan laporan Babinsa yang bertugas di Desa Pusungi kepada Danramil 1307-07/AT pada 17 Januari 2020 pukul 15.00 wita, penemuan Mayat tersebut atas laporan Sadam (27), warga setempat.

“Ditemukan seorang mayat yang tergantung di sebuah rumah kosong. Ada pun identitas yang gantung diri bernama Ansar, 60 Tahun,” ungkap Babinsa Desa Pusungi dalam laporannya.

”Setelah mendapat laporan warga, saya langsung melaporkan ke Polsek Ampana Tete,“ ucap Babinsa kepada Berita Lima di lokasi kejadian.

Di tempat kejadian petugas dari Polres Touna dan Polsek Ampana langsung melakukan olah TKP, pria itu kemudian dibawa ke RSUD Ampana untuk pemeriksaan lebih lanjut.”

Berita serupa pun dilansir di laman Konten News. Situs berita yang beralamat di Pasangkayu itu memilih judul: Warga Temukan Mayat Gantung Diri di Ampana Tete.

Uniknya judul berita ini membuat sejumlah jurnalis senior di Palu membuatnya menjadi status Facebook mereka. Salah satunya adalah Abdee Mari, koresponden TV One. Berikut tangkapan layar linimasanya.

Soal penggunaan frasa ‘mayat gantung diri’ ini ternyata juga bisa kita lacak di sejumlah akun media sosial. Salah satunya seperti yang terjadi di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Berikut ini tangkapan layarnya.

Penggunaan frasa ‘mayat gantung diri’ ini tentu keliru. Menggunakan judul netral semisal; ‘Seorang Lelaki Bunuh di di Pondok Kebun’ akan lebih tepat. Nantilah dalam berita dijelaskan bahwa lelaki itu bunuh diri dengan cara gantung diri di pohon di kebunnya atau di pondok kebunnya atau di mana saja.

Tapi di tengah suasana ‘ngeri-ngeri sedap’ di era pandemi ini kita memang butuh hal-hal jenaka. Olehnya, hal tragis macam itu pun jadi bahan candaan. ***