Adakah di antara kita yang tak mengenal Socrates? Filsuf Yunani ini adalah salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Ia terlahir di Athena pada 469 Sebelum Masehi dan wafat pada 399 Sebelum Masehi.

Ia juga adalah guru Plato (427 SM – 347 SM). Murid Socrates ini adalah juga seorang matematikawan. Ia pendiri Akademi Platonik di Athena. Sekolah tinggi pertama di dunia barat. Tulisannya; Republik, jadi rujukan hingga kini dalam administrasi negara.

Kembali ke Socrates, ia digambarkan sebagai pria yang tak tampan dan suka berjalan keliling kampung tanpa alas kaki. Tapi filosofi-filosofinya mewarnai filsuf-filsuf sesudahnya.

Sebenarnya, saya tak hendak bercerita tentang Socrates maupun Plato atau membahas filosofi dalam bentuk apapun. Saya cuma ingin berkisah tentang Xanthippe. Ia perempuan kelahiran Athena dan ibu dari tiga anak Socrates; Lamprocles, Sophroniscus dan Menexenus. Namanya sendiri mengandung arti Kuda Kuning dalam Bahasa Yunani. Ia berusia 40 tahun lebih muda dari Socrates. Ia adalah keturunan Pericles, seorang panglima perang tersohor di masa itu.

Nah, ini fakta menariknya; Mengapa Socrater menikahi Xanthippe? Konon perempuan ini dikenal judas, cerewet dan pemarah. Sang Filsuf menikahinya dengan niat melatih disiplin diri, melatih kesabaran, dan mengendalikan karakter buruknya. Meski di akhir waktu tiada bukti keberhasilannya itu.

Warga Kota menyebutkan; Socrates menikahi “nenek sihir”. Ada kisah terkenal saat istrinya itu marah; Ia menyiram seember air cucian pada Socrates. Dan karena ia seorang filsuf, keluarlah ungkapannya yang quotable; “Setelah petir datang hujan.”

Adakah di antara kita yang mau meniru jejak Socrates?! ***