Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan membuka cabangnya di Korea Selatan. Ini pencapaian yang luar biasa. Jadi nantinya akan ada Universitas Muhammadiyah Busan atau .

Pembukaan cabang ini disampaikan langsung oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si pada acara jalan sehat di Edutorium KH., Ahmad Dahlan UMS pada Minggu (16/10/2022).

“Pada puncak acara hari jadi, kita akan resmikan kerjasama membuka cabang di Korea Selatan,” kata Sofyan Anif, dikutip dari situs muhammadiyah.or.id.

UMS akan menandatangi Memorandum of Understanding (MoU) dengan Tomyong University dalam waktu dekat.

Pihak Tomyong University menawarkan gedung dengan kelas dan fasilitas, apabila setuju mendirikan kampus di Busan.

Sebelumnya, UMS dan Tomyong University telah menjalin kerja sama dengan membuka program double degree, student exchange, dan lecturer exchange.

Langkah internasionalisasi Muhammadiyah ini dilakukan sebagai aktualisasi untuk kerahmatan Islam bagi seluruh alam.

Tomyong University sendiri dikategorikan sebagai Private University. Universitas ini terletak di Busan dan memang terkenal di kalangan mahasiswa asing.

Sementara itu, sebelumnya Muhammadiyah juga sudah mendirikan Universitas di Malaysia dan sekolah di Australia.

Termasuk lembaga pendidikan yang dikelola oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di beberapa negara.

Tentang UMS

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) adalah lembaga pendidikan tinggi di bawah persyarikatan Muhammadiyah yang berdirii pada 24 Oktober 1981 sebagai perubahan bentuk dari IKIP Muhammadiyah Surakarta.

Awalnya, UMS merupakan sebuah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta cabang Surakarta yang berdiri pada tahun 1958. Saat itu, beberapa jurusan yang dibuka adalah Pendidikan Umum, Ekonomi Umum dan Pendidikan Agama Islam tingkat Sarjana Muda.

Setelah mendapatkan ijin berdiri di tahun 1965, FKIP Muhammadiyah Cabang Surakarta menjadi dua lembaga pendidikan tinggi, yaitu Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Surakarta dan Institut Agama Islam Muhammadiyah (IAIM) Surakarta.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1967, IKIP Muhammadiyah Surakarta menambah satu jurusan lagi, yaitu Hukum Sipil. Selain itu, di tahun yang sama, IKIP Muhammadiyah Surakarta mendapat ijin sebagai induk Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Jawa Tengah yang terdiri dari IKIP Muhammadiyah Klaten, Magelang, Kudus, Purwokerto, Kebumen, Wates, Temanggung, Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Banjarnegara, Prambanan, Purbalingga, Wonosari, dan Sragen. Setelah berkembang, cabang-cabang tersebut akhirnya berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi yang mandiri.

Pada 1979, Drs. H. Mohamad Djazman, Rektor IKIP Muhammadiyah Surakarta saat itu memprakarsai berdirinya Universitas Muhammadiyah Surakarta dengan menggabungkan IKIP Muhammadiyah Surakarta dan IAIM Surakarta.

Dua tahun setelahnya, 1981, IKIP Muhammadiyah Surakarta berganti nama menjadi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Saat itu, UMS mengelola beberapa fakultas, seperti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, dan Fakultas Agama Islam (FAI).

Kemudian, sejalan dengan tuntutan dan kebutuhan zaman, saat ini UMS terus menambah dan menghadirkan program studi yang unggul pada jenjang S1, S2 hingga S3. ***