Suku-suku asli di indonesia, kaya dengan aneka ragam adat, budaya dan tradisi nan unik dan istimewa, tak terkecuali Sulawesi Tengah.
Di daerah berjuluk ‘Mutiara di Khatulistiwa’ ini, ada tradisi penyambutan tamu yang dinamai mokambu dan peule cinde. Mokambu adalah tarian penyambutan tamu, sedang peule cinde adalah tradisi menuntun tamu yang baru datang masuk ke rumah dengan segulung kain.
Tradisi ini masih terus dipelihara oleh Suku Kaili, suku asli yang mendiami Lembah Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong.
Prosesi dimulai dari kakula nuada yang dimainkan secara riang. Kakula nuada adalah musik tradisi yang mengiringi prosesi adat tertentu. Kakula sendiri adalah musik tradisi yang dipengaruhi oleh budaya gong yang menyebar luas di Asia Tenggara. Kakula inilah yang mengiringi prosesi Mokambu yang ditarikan oleh tiga orang remaja putri/ menyambut sesiapapun yang datang.
Lalu, sesaat sebelum kakula berhenti ditabuh beras kuning akan ditaburkan ke atas kepala tetamu sebagai tanda penerimaan dan penghormatan tuan rumah. Setelahnya, seorang remaja putri akan memakaikan Siga, tutup kepala khas Suku Kaili.
Di atas rumah panggung sudah menunggu pula tetua perempuan yang akan memulai prosesi Peulu Cinde. Prosesi ini/ ditandai dengan gulungan kain putih yang harus dipegang oleh tetamu sebagai penuntunnya memasuki rumah.
Prosesi Mokambu dan Peule Cinde ini dapat selalu kita saksikan di Sou Raja atau Banua Oge, Istana Kerajaan Palu bila ada tamu yang datang berkunjung melihat-lihat istana. Istana ini pernah menjadi markas Tentara Nasional Indonesia pada saat pemberantasan pemberontakan PRRI/Permesta.
Tradisi itu pula yang dilakukan, saat rombongan Komandan Korem 132 Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf berkunjung ke Banua Oge di Kampung Lere, Palu Barat, Sulawesi Tengah.
Setelah tetamu duduk, satu lagi prosesi yang harus dijalani yakni nompanga atau menginang sirih. Ini adalah tradisi mengunyah pinang, sirih, gambir/ dengan campuran kapur. Usai prosesi itu barulah percakapan layaknya tetamu yang datang dimulai. Unik dan istimewa, bukan?!
”Ini tradisi yang terus kami pelihara. Jadi sesiapapun tetamu yang datang dengan niat baik, kami selalu menyambutnya dengan tradisi ini,” ujar Muhammad Rum Parampasi, Sesepuh Adat Palu.
Nah, bila suatu waktu anda berkunjung ke sini rasakan sensasinya saat disambut dengan tradisi Mokambu dan Peule Cinde. ***