Cacar monyet alias monkeypox tengah jadi perhatian global. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun mewanti-wanti komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender – LGBT untuk waspada sebab virus bisa menular lewat hubungan seks sejenis. Baru-baru ini terdapat temuan kasus cacar monyet pada pasien yang diidentifikasi sebagai kaum LGBT.

“Beberapa kasus telah diidentifikasi melalui klinik kesehatan seksual di komunitas gay, biseksual dan laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki,” bunyi pernyataan imbauan WHO untuk komunitas LGBT.

BACA INI JUGA:  Polisi di Babel Setubuhi Istri Tahanan Narkoba, Begini Modus Briptu Juntak

WHO menambahkan kaum transgender dan gender-diverse juga bisa rentan terkena wabah ini.

Meski demikian, bukan berarti mereka yang non-LGBT serta merta bebas dari penularan cacar monyet. WHO menegaskan siapa pun bisa berisiko tertular ketika kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

BACA INI JUGA:  Resmi Rilis di Indonesia, Ini Harga Poco F5

Sementara itu, cacar monyet sedang meluas di negara-negara Eropa. Padahal virus monkeypox tak biasa ditemukan di wilayah ini.

Cacar monyet bisa menyebar lewat kontak dari kulit-ke-kulit termasuk lewat hubungan seks. Virus menular lewat sentuhan, ciuman, seks oral, dan penetrasi dengan orang yang memiliki gejala.

BACA INI JUGA:  Pakai Rapid Test Palsu, 18 'Calon Pejabat' Ditegah Naik Pesawat Jurusan Palu - Jakarta

Begitu terinfeksi, akan timbul gejala seperti ruam dengan lepuh di wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan atau alat kelamin, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, nyeri otot, dan lemah. ***