Seorang kawan jurnalis dari Laos memberi saya selembar uang senilai K 500. Di tengah ada lambang negara Laos. Ada gambar ‘Palu Arit’ di ujung tengah lambang Negara Republik Demokratik Rakyat Laos itu.

Mereka menamai mata uangnya Lao Kip. K 1 setara Rp1.65. Uang senilai K 500 ini diproduksi sejak 1988 dan masih berlaku sebagai alat tukar hingga kini.

Lembaran uang itu jadi tanda mata persahabatan saya dengan Souksamai Boulom, jurnalis perempuan yang bekerja di Vientiane Times, surat kabar harian di Laos. Ia jurnalis peliput ekonomi bisnis. Ia juga penerima beasiswa dari Temasek Foundation. Kami belajar bersama di Institute of Policy Studies, Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore di kuartal ketiga 2019 lalu.

Nah soal simbol palu arit, seperti kita ketahui juga menjadi lambang Partai Komunis Indonesia. Simbol ini menjadi sesuatu yang terlarang sejak 1965.

Seandainya ini masih ada di zaman dulu, saya pasti akan bermasalah karena dianggap menyimpan gambar Palu Arit. 🤣

Bahkan kita pernah heboh di tahun-tahun awal Joko Widodo menjadi Presiden, sesuatu yang terlihat menyerupai lambang itu dilibas. Ada yang berani memakainya sebagai ilustrasi di t-shirt pasti berurusan dengan Polisi. 

Saat itu juga, saya sempat ditanyai oleh seorang kawan yang kebetulan seorang intelijen TNI Angkatan Darat. Pasalnya ia sempat melihat pesan saya di kelompok percakapan media sosial berupa gambar tetikus dan pena yang dirancang menyerupai palu arit.

By the way, lambang negara Laos ini sudah diganti sejak kejatuhan Soviet. Tepatnya pada Agustus 1991, mereka mengganti logo itu dengan gambar Pagoda Pha That Luang. Meski demikian, uang-uang lama yang bergambar lambang komunis itu masih tetap berlaku. ***