Kejaksaan Agung () diduga diteror pada Senin malam, 20 Mei 2024. Dugaan ini muncul setelah sebuah video mencurigakan beredar di kalangan wartawan pada Selasa, 21 Mei.

Senin (20/5/2024) malam, personel berseragam hitam-hitam dengan membawa senjata laras panjang, berboncengan yang diduga dari Satuan Brimob mengendarai sekitar sepuluh motor trail di kawasan kompleks Kejagung di Bulungan-Blok M, Jaksel. Di luar kompleks Kejakgung pada malam sekitar pukul 23:00 WIB itu, puluhan motor trail yang membawa personel seragam hitam-hitam yang diduga Satuan itu, juga membawa serta kendaraan taktis lapis baja.

Konvoi personel hitam-hitam dengan senjata laras panjang itu, sengaja berhenti di pintu utama gerbang barat Kejakgung yang berada di Jalan Bulungan. Konvoi tersebut berhenti lama sekitar 10 menit dengan menyalakan sirene dan berteriak-teriak.

Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Kejagung yang berjaga-jaga di pintu barat tersebut memilih untuk menutup cepat gerbang. Dan konvoi seragam hitam-hitam tersebut melanjutkan aksinya dengan mengitari kompleks Kejagung sebanyak tiga sampai empat kali melalui Jalan Bulungan ke arah Jalan Panglima Polim kawasan Blok M.

Tidak ada peristiwa kotak fisik Kejagung diteror pada malam itu. Namun sepanjang Selasa (21/5/2024) di sekitar gedung Kejagung, pun terlihat terjadi peningkatan jumlah personel keamanan berseragam Mabes TNI. Bahkan satuan Pamdal diwajibkan mengenakan kevlar-rompi anti-peluru.

Setelah beberapa saat, konvoi tersebut berangsur-angsur meninggalkan lokasi, dipimpin oleh dua pengendara sepeda motor. Konvoi terdiri dari sekitar 15 sepeda motor yang dikendarai oleh personel berseragam hitam-hitam dan rantis yang membunyikan sirine keras. Mereka juga menyalakan strobo.

Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai Kejagung diteror aksi konvoi itu atau apa alasan mereka berhenti di depan gerbang Kejaksaan Agung sembari membuat keributan dengan menyalakan sirene dan strobo.

Sebelumnya, salah seorang anggota tertangkap basah saat memantau makan malam Febrie di sebuah restoran di Cipete, Jakarta Selatan, pada Minggu, 19 Mei 2024, sekitar pukul 20.00 atau 21.00 WIB.

Dua orang yang mengetahui peristiwa tersebut menceritakan kronologinya. Pada Minggu malam, Febrie tiba di restoran Prancis bersama ajudannya dan motor pengawal Polisi Militer. Tak lama kemudian, dua orang yang diduga anggota Densus 88 tiba dengan berpakaian santai dan berjalan kaki.

Salah satu anggota Densus 88 meminta meja di lantai dua dengan alasan ingin merokok. Namun, pria tersebut selalu mengenakan masker dan hanya sesekali merokok. Sementara itu, Febrie berada di ruangan VIP di lantai dua dengan dinding kaca.

Pria tersebut kemudian mengarahkan alat yang diduga sebagai perekam ke arah ruangan Febrie. Ketika dua orang tersebut keluar restoran dengan setengah berlari, salah satu dari mereka segera dirangkul oleh polisi militer sementara yang lain berhasil meloloskan diri.

Belakangan ini, Febrie dikawal oleh polisi militer TNI atas permintaan Jaksa Agung Muda Bidang Militer karena Jampidsus sedang menangani kasus korupsi besar seperti kasus tambang. Selain dua anggota Densus 88 yang masuk ke restoran, sumber tersebut mengatakan ada beberapa orang yang terlihat memantau Febrie Adriansyah dari luar restoran. Beberapa dari mereka, menurut dua orang yang mengetahui kejadian ini, terlihat dari beberapa titik sekitar 50 meter dari restoran.

“Setelah ditangkap, yang di luar sana langsung lari,” kata sumber tersebut. Satu anggota polisi yang tertangkap dibawa pergi dengan mobil oleh pengawal Febrie. ***