Setelah diburu tidak kurang dua minggu lamanya, buaya berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah menampakan perubahan perilaku. Buaya tersebut agak liar dan bisa jadi agresif. Meski begitu buaya viral tersebut masih dalam keadaan sehat.

Demikian simpulan Kepala Satuan Tugas Penyelamatan Satwa, Badan Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Tengah, Haruna Hamma.

“Olehnya kami mengimbau agar masyarakat tidak terlalu dekat atau melakukan swafoto dalam jarak dekat dengan buaya-buaya yang tengah berjemur karena dikuatirkan akan terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan bersama,” demikian Haruna memberi amaran.

Ahli penyelamatan satwa liar asal Australia, Matthew Nicolas Wrigth pun berpendapat serupa. Namun ia menyatakan buaya sepanjang 4,5 meteran itu masih dalam keadaan sehat.

Matt yang datang kembali ke Palu, Kamis, 27 Februari 2020 masih menaruh harapan besar bahwa ia dan tim BKSDA dapat menyelamatkan buaya tersebut.

“Tim BKSDA akan datang ke Australia untuk menambah pengalaman mereka dalam penanganan buaya. Setelah itu kita kembali ke Palu dan melakukan penyelamatan buaya berkalung ban ini,” kata Matt pada saya, Minggu, 1 Maret 2020 siang di muara Teluk Palu sebelum bertolak ke Los Angeles, Amerika Serikat.

Reptiler pengampu program Outback Wrangler di National Geographic Wild ini merencanakan akan kembali ke Palu antara Mei atau Juni tahun ini. ***