Pasti sudah menonton film KKN Di Desa Penari kan?! Ini diadaptasi dari salah satu cerita horror yang viral di Twitter pada 2019.

Menurut sang pencuit, cerita ini diambil dari sebuah kisah nyata sekelompok mahasiswa yang tengah melakukan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Penari. KKN mereka tak berjalan mulus. Serangkaian pengalaman horror pun menghantui mereka. Program KKN itu berakhir tragis.

Kisah serupa pernah terjadi di Desa Uwemanje, Kecamatan Kinovaro, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah.

Alkisah, pada 2000 tiga kelompok mahasiswa KKN dari beberapa fakultas di Universitas Tadulako turun KKN di Desa itu. Mereka diinapkan di Laboratorium Sosial Untad.

Konon kabarnya, itu adalah Pesanggrahan milik Belanda. Diceritakan oleh salah seorang warga setempat, ada perempuan yang mati bunuh diri di Pesanggrahan itu.

Suatu waktu, di akhir pekan, Fachry Achmad, Salah seorang mahasiswa KKN itu tidur sendiri di salah satu kamar di sayap selatan. Mahasiswa yang lain tengah turun ke Kota Palu.

Saat pukul 02.00 dinihari, Fachry merasakan badan sebelah kanannya ditindih sesuatu. Mahasiswa dari Fakultas Pertanian itu refleks mengangkat badannya. Ia pun terkesiap. Degup jantungnya berpacu lebih cepat dari biasanya. Di sampingnya berbaring sesosok perempuan dengan rambut ikal tergerai. Perempuan itu mengenakan baju putih berenda yang sudah kusam. Gaun khas noni-noni Belanda.

Fachry pun sontak bangun. Ia menggeser badan perempuan dengan wajahnya kusam hitam tak terurus itu ke kolong ranjang. Ia memang tidur di atas karpet. Sebab ranjang yang ada di kamar itu sudah reyot. Tapi perempuan tadi kembali mendekat dari sisi kanan Fachry.

Akhirnya, karena ketakutan, Fachry memilih keluar kamar. Ia duduk di teras di sayap utara Lab Sosial itu hingga pagi datang menjelang. Pengalaman ini tak pernah diceritakannya pada teman-teman lain setelah itu.

Di lain waktu, selepas magrib, pintu kamar di sayap timur bangunan dibuka tutup berkali-kali. Fachry berpikir ada kawannya di kamar itu. Ternyata setelah diperiksa, tak ada seorang pun di sana. Lagi-lagi Facry tak menceritakan itu pada yang lainnya.

Ada pula di kali lain, Fachry turun ke Kota Palu. Ia ke kostnya di Jalan Sungai Ogomojolo, Palu Barat berkendara sepeda motor.

Di depan kost, ia disambut adiknya yang tiba-tiba bertanya; “Mana temannya kakak yang dibonceng tadi?”

Fachry pun terkejut. Sebab ia turun sendiri. Tak membonceng sesiapun.

Adiknya kemudian bilang lagi, “wajah temannya kakak tadi biru.”

Fachry pun membatin. Sosok perempuan yang mungkin membonceng di sepeda motornya itu sudah mengikuti dia dari Lab Sosial.

Kisah horor ini tak pernah diceritakan Fachry pada kawan-kawannya hingga KKN usai. Beruntung mereka tak mengalami hal-hal buruk selama berada di sana.

Apakah ada mahasiswa KKN lain pernah mengalami kisah serupa itu di Lab Sosial, Fachry tak tahu. ***