https://youtu.be/UeyCag8LcPA

Warga penambang di Poboya, Mantikulore Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (26/10/2022) malam melakukan perlawanan dengan lemparan batu bahkan bom molotov kepada pihak aparat keamanan.  

Warga penambang di Poboya, Mantikulore Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (26/10/2022) malam melakukan perlawanan dengan lemparan batu bahkan bom molotov kepada pihak aparat keamanan.  

Demikian disampaikan Kapolresta Palu Kombes Pol Barliansyah, Kamis (27/10/2022) pagi.  

BACA INI JUGA:  Jet F-16 AU Singapura Jatuh di Pangkalan Udara Tengah

“Saat itu, saya imbau bagi yang mereka tidak berkepentingan untuk pulang. Namun mereka tetap bertahan. Ada ibu-ibu kami minta minggir. Kami lalu membuka palang, terjadi perlawanan. Warga melakukan perlawanan,” ungkap Kombes Pol Barliansyah.  

Kemudian, jelasnya, “kami terus bertahan. Saya kemudian sebagai Kapolres Palu memerintahkan kepada pemegang senapan gas air mata untuk menembakannya ke arah mereka setelah mereka melempar dengan batu bahkan bom molotov.” 

BACA INI JUGA:  Kapolda dan 5 Kapolres di Sulteng Diganti

Pasca bentrokan antara ratusan warga penambang di Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu, Sulawesi Tengah Rabu (26/10/2022) malam, situasi setempat berangsung kondusif.  

Meski demikian masih ada beberapa warga yang terlihat berkumpul di titik bentrokan.

Bentrokan ini dipicu oleh kejadian sebelumnya. Pada minggu (18/9/2022) lalu tidak kurang 500 orang merusak kantor perusahaan milik PT. Adijaya Karya Makmur (AKM) yang berlokasi di Poboya. PT. AKM adalah perusahaan kontraktor PT. Citra Palu Mineral, pemegang kontrak karya pertambangan emas di kawasan itu.  

BACA INI JUGA:  Anggaran Gas Air Mata Polri Rp1,03 Triliun

Warga menuntut agar mereka diberikan izin menambang secara tradisional di sebagian kawasan konsesi milik PT. CPM. ***